Konstruksi Gorga Si Mataniari pada Pertunjukan Masyarakat Batak Toba di Desa Meat, Sumatera Utara
Abstract
Penelitian ini berfokus pada konstruksi gorga si mataniari pada pertunjukan masyarakat Batak Toba di Desa Meat, Sumatera Utara. Gorga si mataniari adalah ukiran yang mengambil bentuk matahari yang diwujudkan secara geometris pada dinding luar rumah adat Batak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk gorga si mataniari dalam sistem sosial masyarakat Batak Toba di Desa Meat, menganalisis peran Rumah Karya Indonesia (RKI) dalam mengkonstruksi nilai gorga si mataniari, dan mengidentifikasi pertunjukan yang mencerminkan konstruksi sosial ornamen tersebut. Dengan menggunakan metode kualitatif berupa observasi partisipatoris, wawancara dan dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa gorga si mataniari tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol harapan, perlindungan dan identitas yang berdampak pada kehidupan sosial dan seni pertunjukan. Peran RKI sangat signifikan dalam mempertahankan dan mengimplementasikan nilai gorga si mataniari melalui berbagai kegiatan seni dan budaya, sehingga gorga si mataniari merekonstruksi sistem sosial masyarakat Desa Meat dalam lingkup seni pertunjukan melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
Kata kunci: konstruksi sosial, ornamen, gorga, pertunjukan
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Andriyanti, S. (2019). Kontinuitas Gorga Batak Toba. PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya, 1(2). https://doi.org/10.26742/pantun.v1i2.765
Aswar, A. (2023). Makna Filosofi Hierarki pada Sinergitas Busana, Ornamen, dan Tau-Tau Dalam Upacara Rambu Solo di Toraja. Panggung, 33(3). https://doi.org/10.26742/panggung.v33i3.2738
Banurea, R. D., Idris, M., & Nindiati, D. S. (2020). Sejarah dan Makna Simbolik Ornamen Lakuer Palembang Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Kalpataru: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 6(1), 1–5. https://doi.org/10.31851/kalpataru.v6i1.4646
Berger, P. L., & Luckmann, T. (2012). Tafsir Sosial atas Kenyataan: sebuah risalah tentang sosiologi pengetahuan (I. Ahmad & T. Noorjaya, Eds.; 9th ed.). LP3ES.
Damayanti, O., & . M. (2018). Makna Simbol Ornamen pada Vihara Dewi Welas Asih. Jurnal Arsitektur, 10(2), 9–15. https://doi.org/10.59970/jas.v10i2.5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Ornamen daerah Sumatera Utara sebagai unsur dekorasi bangunan pemerintah dan swasta di kotamadya Medan. Taman Budaya Propinsi Sumatera Utara.
Dyah Indriyani, P., Cahyono, A., Nurdiyana, T., & Sugiarto, E. (2023). Konstruksi Budaya Jawa dalam Kesenian Reog Obyog di Kota Banjarbaru. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana. http://pps.unnes.ac.id/pps2/prodi/prosiding-pascasarjana-unnes
Enda, E. (2020). Konstruksi Sosial Masyarakat Percandian dalam Pemeliharaan Kearifan Lokal. TEMALI : Jurnal Pembangunan Sosial, 3(2), 348–361. https://doi.org/10.15575/jt.v3i2.9496
Hasanah, H. (2017). Teknik-teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21. https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163
Heryana, A. (2018). Informan dan Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif.
Iswati, I. (2016). Kajian Estetik dan Makna Simbolik Ornamen di Komplek Makam Sunan Desa Sendangduwur Paciran Lamongan. Arty: Jurnal Seni Rupa, 5(1). https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/arty/index
Kawulich, B. (2005). Participant Observation as a Data Collection Method. Forum: Qualitative Social Research, 6.
Krisnasari, B. (2023). Keberagaman Busana Tari Gambyong: Konstruksi Sosial pada Busana Tari Gambyong di Yogyakarta. INVENSI, 8(1), 31–41. https://doi.org/10.24821/invensi.v8i1.7100
Lestari, P., & Paripurno, E. T. (2015). Local Wisdom as Alternative of Disaster Communication Management in Mount Sinabung, Karo Regency, North Sumatera, Indonesia. The Indonesian Journal of Communication Studies , 8(1), 101–111.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis (R. Holland, Ed.; 2nd ed.). SAGE Publications, Inc.
Murdihastomo, A., & Bauty, I. (2020). Konstruksi Sosial masyarakat Tehadap Keramik Asing di Bangunan Masjid Panjunan, Cirebon. PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, 9(1), 63–78. https://doi.org/10.24164/pw.v9i1.334
Rume, K. T., & Syahrudin, D. J. (2023). Makna Simbolik Ornamen Banua Sura’ Masyarakat Desa Orobua Timur Kecamatan Sesenapadang Kabupaten Mamasa. Social Landscape Journal, 4(1), 13. https://doi.org/10.56680/slj.v4i1.37408
Setiaji, D., & Mulyana, A. R. (2019). Internalisasi dimensi interkultural permainan gendang dalam komunitas Dangdut Koplo: Sebuah kajian konstruksi sosial. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 14(1), 19–27. https://doi.org/10.33153/dewaruci.v14i1.2533
Siburian, T. P. (2022). Bentuk Visual Dan Makna Simbolik Gorga Batak Toba. Journal of Contemporary Indonesian Art, 8(1), 49–57. https://doi.org/10.24821/jocia.v8i1.7047
Simarmata, G. S. (2013). Husip-Husip dalam Tortor Hata Sopisik pada Masyrakat Batak Toba : Kajian Interaksi Simbolik. GESTURE: Jurnal Seni Tari, 2(1). https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/gesture/article/view/886
Widiyono, A., & Mawarti, D. A. (2020). Konstruksi Sosial Dan Apresiasi Masyarakat Terhadap Batik Di Kota Jepara. Umbara, 5(2), 132. https://doi.org/10.24198/umbara.v5i2.30788
DOI: https://doi.org/10.24821/dtr.v7i1.13473
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.