The Phenomenon of Religious Intolerance in Indonesia As a Source of Creation in GAMA-A? #2 Dance Works
Abstract
“GAMA-A? #2” is a work that exists to respond to the realities of life regarding cases of religious intolerance in Indonesia. Cases of religious intolerance are seen as a problem in understanding the essence of the function and meaning of religion. This paper will describe the creative process of forming ideas, concepts, and forms of work originating from the phenomenon of religious intolerance. The creative process begins with reading the problem through the phenomenological method which will help the dance choreographer understand the meaning of various events and human interactions in the phenomenon of religious intelligence in Indonesia. The conclusion of the interpretation of the reality of this problem will be used as the basis for composing a dramatic work which is divided into five scenes by presenting elements from the six religions recognized in Indonesia. The work on the visual form of the work will go through the Alma M. Hawkins Creation Method (Exploration, Improvisation, and Composition) by working on large group dances, with 12 interfaith dancers consisting of six men and six women. The presence of this work aims to answer the problem of cases of religious intolerance in Indonesia to maintain unity in the concept of diversity by creating solidarity based on harmonious humanity.
Keywords: Religion, Intolerance, Group Dance
Fenomena Intoleransi Agama Di Indonesia
Sebagai Sumber Penciptaan dalam Karya Seni Tari GAMA-A? #2
Oleh Rines Onyxi Tampubolon, S.Sn, M.Sn
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
“GAMA-A? #2” merupakan karya yang hadir untuk merespon realitas kehidupan tentang kasus intoleransi agama yang ada di Indonesia. Kasus intoleransi agama dipandang sebagai permasalahan dalam pemahaman essensi dari fungsi dan makna agama. Tulisan ini akan menjabarkan proses kreatif pembentukan ide, konsep, dan wujud karya yang bersumber dari fenomena intoleransi agama. Proses kreatif dimulai dengan membaca permasalahan lewat metode fenomenologi yang akan membantu penata tari dalam memahami makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia dalam fenomena inteloransi agama di Indonesia. Simpulan interpertasi dari realita permasalahan ini yang akan dijadikan landasan dalam menyusun dramatik karya yang dibagi menjadi lima adegan dengan menghadirkan elemen-elemen dari enam agama yang diakui di Indonesia. Penggarapan wujud visual karya akan dilalui dengan Metode Penciptaan Alma M.Hawkins (Eksplorasi, Improvisasi, dan Komposisi) karya garap tari kelompok besar, dengan jumlah penari 12 orangpenari lintas agama yang terdiri dari enam orang laki-laki dan enam orang perempuan. Kehadiran karya ini bertujuan menjawab persoalan kasus intoleransi agama di Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam konsepkebinekaan dengan cara menciptakan solidaritas berdasarkan kemanusiaan yang harmonis.
Kata Kunci : Agama, Intoleransi, Tari Kelompok
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
DAFTAR PUSTAKA
Berger, Arthur Asa. 1984. Signs in Contemporary Culture: An Introduction to Semioticsterjemaham M. Dwi Marianto. 2010. Sleman, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2014. KoreografiBentukTeknik Isi. Yogyakarta: Cipta Media
_________________ 2003.Aspek-aspek DasarKoreografiKelompok. Yogyakarta: Elkaphi.
Hawkins, Alma. M. 1988. Creating Through Dance cetakanke 2 atauMenciptaLewatTariterjemahan Y. Sumandiyo Hadi.2006. Yogyakarta: Manthili
Marianto, M Dwi. 2017. Art and Life Force in a Quantum Perspective.Yogyakarta: Scritto Books Publisher
Morgenroth, Joyce. 2004. Speaking of Dance. New York & London: Routledge.
Martono, Hendro. 2012. Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta: Cipta Media.
Murgiyanto, Sal. 1986. “Dasar-Dasar Koreografi Tari,” dalam Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari, penyunting Fx. Sutopo Cokrohamijoyo dkk, Jakarta, Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
________________2017.KritikPertunjukan dan Pengalaman Keindahan. Yogyakarta: PSPSR Pascasarjana UGM dan Komunitas Senrepita.
Nur, D. M. (2015). Kegunaan Pendekatan Fenomenologi Dalam Kajian Agama. Wardah, 16(2).
Nuryana, A., Pawito, P., & Utari, P. (2019). PENGANTAR METODE PENELITIAN KEPADA SUATU PENGERTIAN YANG MENDALAM MENGENAI KONSEP FENOMENOLOGI. ENSAINS JOURNAL, 2(1). https://doi.org/10.31848/ensains.v2i1.148
Peursen, C. A. Van, 1980. De Opbouu’ van de Wetenschapeeninleiding in de wetenschapsleerterjemahan J. Drost (1985), SusunanIlmuPengetahuanSebuahPengantarFilsafatIlmu, Jakarta: PT Gramedia.
Smith, Jacqueline.1976. Dance Composition: A Practical Guide for Teachers. London: Lepus Book, terj. Ben Suharto, S.S.T.1985. KomposisiTariSebuahPetunjukPraktisBagi Guru. Yogyakarta: Ikalasti.
Sumardjo, Jacob. 2010. Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu STSI Press.
Daftar Artikel
Artikel yang ditulis oleh Dr. Nina Mariani Noor yang bertajuk “Love for All, Hatred for None” majalah terbitan Boekoe Tjap Petroek
Artikel yang ditulis oleh Geger Riyanto yang berjudul “Konflik Agama: Intoleransi atau Perebutan Lapak?” yang diunggah Dwnesia pada tanggal 15 Juni 2016
Artikel yang di tulis oleh Zuly Qodir yang berjudul “Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama” dalam Jurnal Studi Pemuda Vol.5 No.1 pada bulan Mei 2016
Koran Kompas terbit pada Senin tanggal 20 Mei 2019 dengan judul “Pesan Damai Dari Dusun Thekelan” hal 11, “Kebangkitan Nasional di Era Politik Identitas dan Medsos” hal 6, dan “Jin Maxwell” hal 6.
Alih Wahana dalam Sastra (Diakses pada 26 Maret 2022) “https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2773/alihwahana-dalam- sastra “
DOI: https://doi.org/10.24821/dtr.v6i1.9292
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks