Analisis Film Tiga Dara Tahun 1956 Karya Usmar Ismail: Pandangan Politiknya dan Kajian Unsur Male Gaze
Abstract
Tiga Dara merupakan sebuah film tahun 1956 yang disutradarai oleh Usmar Ismail, yang menceritakan tentang kisah asmara tiga bersaudara perempuan. Film telah dikenal sebagai media hiburan sejak jaman dahulu, film memiliki sejarah yang berpengaruh dalam kemajuan film di Indonesia. Pengaruh patriarki jaman dahulu sangat kental yang dapat menciptakan pandangan pria dalam industri film baik pengkaryaan di balik layar dan di depan layar. Penelitian ini menggunakan teori film yang di bagi menjadi dua yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Teori male gaze merupakan teori yang dicetuskan oleh Laura Mulvey. Male gaze muncul karena adanya pandangan mengenai sudut pandang pria dalam dunia film, tatapan pria muncul karena pengaruh patriarki yang melihat kekuasaan pria sehingga terlihat penggambaran mengenai perempuan dalam film. Film Tiga Dara menjadi contoh film yang dibuat sebagian besar pengkaryaan di depan maupun di balik layar yang di dominasi oleh pria yang akan berpengaruh dalam pandangan pria terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan pria dalam film Tiga Dara.
Analysis of the 1956 film Tiga Dara by Usmar Ismail: political views and study of male gaze element.
Tiga Dara is a 1956 film directed by Usmar Ismail, Tiga Dara tells the story of the romance journey of three sisters, film has been known as an entertainment medium since antiquity, film has an influential history in the progress of film in Indonesia. The influence of patriarchy in the past is very thick which can create a male view in the film industry both behind the scenes and in front of the screen. This research uses film theory which is divided into two, namely narrative elements and cinematic elements The male gaze theory is a theory coined by Laura Mulvey, the male gaze arises because of the view of the male point of view in the world of film, the male gaze arises because of the influence of patriarchy that sees male power so that there are depictions of women in the film. Tiga Dara is an example of a movie that was made mostly in front of and behind the scenes dominated by men, which will affect men's views on women. This study aims to look at men's views in Tiga Dara movie
Full Text:
PDFReferences
Kristanto. (2018). Metodelogi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. CV Budi Utomo.
Mukhtar. (2013). Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. GP Press Group.
Mulvey, L. (1989). Visual and Other Pleasures. In Journal of Beckett Studies (Vol. 4, Issue 1). Palgrave. https://doi.org/10.3366/jobs.1994.4.1.16
Mutiah, R. (2019). Sistem Patriarki Dan Kekerasan Atas Perempuan. Komunitas, 10(1), 58–74. https://doi.org/10.20414/komunitas.v10i1.1191
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Homerian Pustaka.
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi (5th ed.). PT Remaja Rosdakarya.
Soemandoyo, P. (1999). Wacana Gender dan Layar Televisi (1st ed.). LP3 Y dan Ford Foundation.
Soh, B. (2007). In Search of “Unity in Diversity”: The Image of Women in New Order Indonesia. International Area Studies Review, 10(2), 67–94. https://doi.org/10.1177/223386590701000205
Sutandio, A. (2020). Dasar-Dasar Kajian Sinema. Penerbit Ombak.
Article Metrics
Abstract view : 222 timesPDF - 364 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
___________________________________________________________
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
ISSN 1411-6472
Published by Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Website: https://journal.isi.ac.id/index.php/IDEA