Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Sebagai Ide Penciptaan Skenario Film "-repeat."

Jeanchristy Humaniora Abdi, Philipus Nugroho Hari Wibowo, Koes Yuliadi

Abstract


“-repeat.” adalah sebuah skenario film yang tercipta berdasar pada pengalaman nyata pengidap post-traumatic stress disorder (PTSD) tentang bagaimana mereka melihat dunia, bagaimana mereka menjalani hidup, dan apa yang akan mereka lakukan ketika mengalami reka ulang memori traumatis masa lalu. Skenario film ini memiliki 2 (dua) capaian kriteria seperti yang disampaikan oleh Seno Gumira Adjidarma dalam buku Layar Kata (2002), yaitu 1) kriteria fungsional, berarti sebuah skenario dapat dijadikan blueprint dalam sebuah produksi film; 2) kriteria substansial, dapat mengandung esensi atau pembelajaran yang dapat disampaikan pada khalayak ramai. Penciptaan ini disandarkan pada perspektif psikologis menggunakan pendekatan Psikoanalisis oleh Sigmund Freud. Selain itu, digunakan juga pendekatan berupa screenplay dan cinematography, dan intertekstualitas. Dengan metode proses kreatif oleh John Livingston Lowes, penulis membangun konsep awal penciptaan skenario dan menyelesaikannya dalam bentuk skenario film yang utuh. Skenario film ini diberi judul “-repeat.”, apabila diterjemahkan menjadi ‘mengulang’. Hal ini pun seiringan dengan salah satu gejala yang dimiliki oleh para pengidap post-traumatic stress disorder (PTSD) yaitu situasi dimana penderita penyakit merasa terjebak dalam trauma dan mengalami reka ulang memori traumatis. Dengan mengangkat tema psikologi, penulis menuang harapan dengan penciptaan ini dapat dimulai sebuah langkah awal bagi masyarakat luas untuk dapat memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan jiwa.


Full Text:

PDF

References


Alfaro, M. J. M. (1996). Intertextuality: Origins and development of the concept. Atlantis, 268–285.

American Psychological Association (APA). (2008). Children and trauma: update for mental health professionals.

Ardiansyah, A., Sarinah, S., Susilawati, S., & Juanda, J. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25–31.

Astuti, N. H., Reffiane, F., & Baedowi, S. (2019). Pengembangan Media Big Book pada Tema Kewajiban dan Hakku. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 3(2), 105–111.

Brown, B. (2012). Cinematography: Theory and Practice : Imagemaking for Cinematographers and Directors. Focal Press. https://books.google.co.id/books?id=HiGrFbyTPZkC

Cikka, H. (2019). SINOPSIS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (Cara Mudah Memahami dan Mengingat Peristiwa Sejarah). Scolae: Journal of Pedagogy, 2(2), 300–306.

Damayanti, I. (2006). Psikologi Seni: Sebuah Pengantar. Kiblat Buku Utama, Bandung.

Egri, L. (1972). The Art of Dramatic Writing: Its Basis in the Creative Interpretation of Human Motives. Touchstone. https://books.google.co.id/books?id=1bp7P0-dEMMC

Everly Jr, G. S. (1995). Psychotraumatology. In Psychotraumatology: Key papers and core concepts in post-traumatic stress (pp. 3–8). Springer.

Fatwikiningsih, N. (2020). Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Penerbit Andi.

Field, S. (2005). Screenplay: The foundations of screenwriting. Delta.

Heer, J. (1982). Cinematography. Bomb, 46–69.

Jones, E., & Wessely, S. (2006). Psychological trauma: A historical perspective. Psychiatry, 5(7), 217–220.

Klonsky, E. D. (2011). Non-suicidal self-injury in United States adults: prevalence, sociodemographics, topography and functions. Psychological Medicine, 41(9), 1981–1986.

Kristeva, J. (1986). Word, dialogue, and the novel. In, T. Moi (ed.), The Kristeva reader. New York: Columbia University Press.

Parsons, T. (1974). “ The Interpretation of Dreams” by Sigmund Freud. Daedalus, 91–96.

Penyusun, T. (2011). Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah. Yogyakarta: Diva Press.

Pollock, P. H. (1999). When the killer suffers: Post‐traumatic stress reactions following homicide. Legal and Criminological Psychology, 4(2), 185–202.

Pratista, H. (2008). Memahami film. Homerian Pustaka. https://books.google.co.id/books?id=EaT0ZwEACAAJ

Sugono, D. (2010). dkk, Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Bandung: PT Gramedia Pusaka Utama.

Sunarto, B. (2013). Metodologi Penciptaan Seni. INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA.

Tang, J., Yang, W., Ahmed, N. I., Ma, Y., Liu, H.-Y., Wang, J.-J., Wang, P.-X., Du, Y.-K., & Yu, Y.-Z. (2016). Stressful life events as a predictor for nonsuicidal self-injury in Southern Chinese adolescence: a cross-sectional study. Medicine, 95(9).

Teeuw, A. (1984). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra. (No Title).

Waluyo, H. J., & Wulandari, A. (2001). Drama: Teori dan pengajarannya. Pustaka Hanindita Graha Widya.

Wibowo, P. N. H. (2015). Novel gadis pantai karya Pramoedya Ananta Toer sebagai dasar penciptaan skenario. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 11(1), 53–68.

Zaenuri, A. (2005). Estetika Ketidaksadaran: Konsep Seni menurut Psikoanalisis Sigmund Freud (1856-1939)(Aesthetics of Unconsciousness: Art Concept according Sigmund Freud Psychoanalysis). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 6(3).


Article Metrics

Abstract view : 273 times
PDF - 852 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


___________________________________________________________
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
ISSN 1411-6472
Published by Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Website: https://journal.isi.ac.id/index.php/IDEA