Siku-siku: Koreografi berdasarkan Kegelisahan

I Made Agus Tresna Tanaya, I Wayan Dana, Y Subawa

Abstract


Karya tari Siku-Siku merupakan bentuk refleksi diri dari satu perjalanan kehidupan pengkarya. Terinspirasi dari pengalaman pribadi pengkarya yang mengalami kegelisahan dalam tatanan pembangunan suatu rumah di Bali. Hal ini berawal dari adanya bangunan rumah pengkarya yang berada di kota dan desa yang memiliki perbedaan tatanan Asta Kosala Kosali. Selain itu, adanya penolakan dari seorang Mangku (orang suci) pada saat mengupacarai rumah pengkarya yang berada di kota menimbulkan pertanyaan dalam diri pengkarya. Proses penciptaan karya tari Siku-siku mengacu pada metode penciptaan yang dijelaskan oleh Hawkins, yang meliputi eksplorasi, improvisasi, komposisi, dan evaluasi. Karya tari Siku-Siku menggunakan pengembangan motif gerak tari Bali serta dipadukan dengan bentuk ukuran rumah yang terdapat dalam tatanan Asta Kosala Kosali, sehingga muncul motif gerak sikut pada karya ini. Motif gerak sikut pengkarya pilih sebagai gerak inti dikarenakan dalam motif gerak tersebut meliputi bentuk pengukuran rumah yang ada di dalam tatanan Asta Kosala Kosali. Pada proses pencarian jawaban mengenai kegelisahan pengkarya yang dialami, pengkarya mendapatkan satu jawaban pasti yaitu Desa Kala Patra dalam pembangunan rumah di Bali. Konsep Desa Kala Patra menjadi titik terang dari proses perjalanan penciptaan karya tari Siku-siku, selain itu karya tari ini menjadi media ungkap yang tepat untuk menyampaikan keluh kesah dalam proses mencari jawaban.

 

Siku-siku: Choreography based on Anxiety

The Siku-Siku dance work is a form of self-reflection from the artist's life journey. Inspired by the personal experience of the creator who experienced anxiety during the construction of a house in Bali. This started with the existence of craftsman's houses in cities and villages that had different Asta Kosala Kosali. Apart from that, the rejection from the Mangku (saint) when performing a ceremony on the artist's house in the city raised questions within the artist. The process of creating the Siku-Siku dance work refers to the method described by Hawkins, which includes exploration, improvisation, composition, evaluation. The Siku-Siku dance work uses the development of Balinese dance movement motifs and combines them with elbow shapes in the Asta Kosala Kosali arrangement, so that the elbow movement motif appears in this work. The artist chose the elbow movement motif as the core movement because the movement motif includes the form of measuring the house in the Asta Kosala Kosali arrangement. In the process of searching for answers regarding the anxiety the creator was experiencing, the creator got one definite answer, namely Kala Patra Village in building houses in Bali. The concept of Kala Patra Village is a bright spot in the process of creating the Siku-Siku dance work, apart from that, this dance work is a medium for expressing complaints in the process of searching for answers.


Full Text:

PDF

References


Hadi, Y. S. (2003). Aspek-aspek dasar koreografi kelompok. Yogyakarta: Elkaphi.

Hawkins, A. M. (1988). Creating through dance. Princeton Book Company. (Diterjemahkan oleh Y. Sumandiyo Hadi, 2003, sebagai Mencipta lewat tari. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta).

Nikanaya, I. N. (2007). Asta kosala kosali asta bhumi eka prathama dharma kahuripan. Bali: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Putra, A. K. D. (1984). Penerapan konsep asta kosala kosali dalam pembangunan rumah di Denpasar. Bali: Pers Universitas Udayana.

Swarsi, S. (2007). Upacara piodalan alit di sanggah/mrajan. Bali: Paramita.

Smith, J. M. (2010). Dance composition: A practical guide to creative success in dance making. London: Methuen Drama.


Article Metrics

Abstract view : 5 times
PDF - 4 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


___________________________________________________________
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
ISSN 1411-6472
Published by Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Website: https://journal.isi.ac.id/index.php/IDEA