Fungsi Tari Nandak Ganjen Pada Pasca Upacara Sedekah Bumi Di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah, Kelurahan Jatimurni Bekasi

Regina Wara Kusumaningtyas, Yohanes Surojo, Supriyanti Supriyanti

Abstract


Tari Nandak Ganjen merupakan tarian asal Betawi diciptakan oleh Seniman Betawi yaitu Entong Sukirman. Tari Nandak Ganjen sangat terkenal pada pasca upacara Sedekah Bumi di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah. Hal menarik untuk dibahas dalam penelitian adalah apa fungsi dari tari Nandak Ganjen pada pasca upacara Sedekah Bumi di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah. Untuk membantu menemukan jawaban dari permasalahan peneliti menggunakan pendekatan sosiologi dengan menerapkan teori Raymond Williams dan konsep fungsi M. Jazuli. Teori sosio budaya Raymond Williams mengemukakan tiga komponen yaitu lembaga budaya menanyakan siapa yang menghasilkan produk budaya, siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan. Isi budaya menanyakan apa yang dihasilkan. Sementara efek atau norma budaya menanyakan konsekuensi apa yang diharapkan dari proses budaya itu. Dalam hal sebagai lembaga budaya yaitu gereja, masyarakat gereja dan  Kampung Sawah. Sedangkan yang dihasilkan adalah tari Nandak Ganjen sebagai pelengkap dalam rangkaian pertunjukan kesenian Betawi pada pasca upacara Sedekah Bumi, Sementara efek yang dihasilkan pada tariannya adalah sebagai hiburan, seni pertunjukan, dan media pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan fungsi tari Nandak Ganjen pada pasca upacara Sedekah Bumi di Gereja Katolik St. Servatius Kampung Sawah memiliki fungsi tari sebagai hiburan, yaitu dimana tari Nandak Ganjen digunakan sebagai pelengkap dalam memeriahkan pasca upacara Sedekah Bumi. Fungsi tari sebagai seni pertunjukan, yaitu tari Nandak Ganjen memberikan pengalaman estetis penonton pada saat upacara Sedekah Bumi berlangsung. Fungsi tari sebagai media pendidikan, yaitu untuk mengembangkan kepekaan estetis melalui kegiatan berapresiasi dan pengalaman berkarya kreatif para penari Gereja Katolik St. Servatius.

Nandak Ganjen Dance Function After Earth Alms Ceremony at St. Servatius Catholic Church, Kampung Sawah, Jatimurni Village, Bekasi

Nandak Ganjen dance is a dance from Betawi created by Betawi artist, Entong Sukirman. Nandak Ganjen dance is very famous in the aftermath of the Earth Alms ceremony at St. Servatius Catholic Church, Kampung Sawah. An interesting thing to discuss in the study is what is the function of the Nandak Ganjen dance in the post-Earth Alms ceremony at St. Servatius Catholic Church, Kampung Sawah. To help find answers to problems, researchers use a sociological approach by applying Raymond Williams' theory and the concept of M. Jazuli's function.

Raymond Williams' sociocultural theory posits three components, namely that cultural institutions ask who produces cultural products, who controls, and how that control is carried out. The content of the culture asks what is produced. While cultural effects or norms ask what consequences to expect from that cultural process. In terms of being a cultural institution, namely the church, the church community and Kampung Sawah. Meanwhile, what is produced is the Nandak Ganjen dance as a complement to the Betawi art performance series in the post-Earth Alms ceremony, while the effect on the dance is entertainment, performing arts, and educational media. The results showed that the function of Nandak Ganjen dance in the post-Earth Alms ceremony at St. Servatius Catholic Church in Kampung Sawah has a dance function as entertainment, namely where Nandak Ganjen dance is used as a complement in enlivening the post-Earth Alms ceremony. The function of dance as a performing art, namely Nandak Ganjen dance, provides an aesthetic experience for the audience during the Earth Alms ceremony. The function of dance as an educational medium is to develop aesthetic sensitivity through appreciation activities and creative work experiences of the dancers of St. Servatius Catholic Church


Full Text:

PDF

References


M. Jazuli. (2021). Seni Tari: Suplemen Pembelajaran Seni Budaya. Cipta Prima Nusantara.

Hussein Wijaya. (1976). Seni Budaya Betawi: Pralokakarya Penggalian dan Pengembangannya. Dinas Kebudayaan Jakarta.

Hussein Wijaya. (1976). Seni Budaya Betawi: Pralokakarya Penggalian dan Pengembangannya. Dinas Kebudayaan Jakarta.

Y. Sumandiyo Hadi. (2005). Sosiologi Tari. Media Abadi.

S, Hendra. (2020). Pertunjukan Tradisional DKI Jakarta. Khalifah Mediatama.

Aloisius Eko Praptanto. (2011). Sepangkeng Kisah Gereja Katolik Kampung Sawah. Seksi Komunikasi Sosial Paroki St. Servatius.

R. Kurris. (2009). Terpencil Di Pinggiran Jakarta-Satu Abad Umat Katolik Betawi. Jakarta. Araya.

R. Kurris. (2009). Terpencil Di Pinggiran Jakarta-Satu Abad Umat Katolik Betawi. Jakarta. Araya.


Article Metrics

Abstract view : 696 times
PDF - 1509 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


___________________________________________________________
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
ISSN 1411-6472
Published by Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Website: https://journal.isi.ac.id/index.php/IDEA