Pewarisan Musik Tradisi Sampelong Bentuk Ensambel kepada Siswa SMA Negeri 1 Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota

Uswatul Hakim, Harisnal Hadi, Hengki Armez Hidayat

Abstract


Sampelong adalah alat musik tiup tradisional Minangkabau yang berasal dari Nagari Talang Maua, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Sampelong terbuat dari bambu berjenis talang dimainkan bersama lirik sastra lisan yang sarat akan pesan. Sebagai alat musik tua di Minangkabau dengan ditandai pengaruh Hindu-Budha pada intervalnya, harusnya sampelong lebih dihargai oleh generasi penerus sebagai bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Lima Puluh Kota. Tukang sampelong dan pendendangnya tidak lagi menggunakan sampelong sebagai suatu kegiatan ritual magis, melainkan sebagai kesenian yang berorientasi artistik, musikal, dan pertunjukan. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan pengembangan kesenian tradisional sampelong dengan objek generasi muda. Generasi muda yang diberi sistem pewarisan dan pelatihan adalah siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota. Metode yang digunakan adalah pelatihan kepada 30 orang yang terdiri dari guru dan siswa dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan luaran kekaryaan. Metode pelatihan meliputi ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan evaluasi yang komprehensif. Hasil kegiatan pengabdian ini meningkatkan pemahaman pengetahuan dan siswa diberikan bentuk inovasi berupa komposisi ensambel sampelong sebagai sebuah seni pertunjukan. Hasil pengabdian menunjukkan antusias peserta kerja sama berbagai pihak.

 

Sampelong is a traditional Minangkabau wind instrument originating from Nagari Talang Maua in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra. Made from bamboo, the sampelong is typically performed alongside oral literature rich in cultural messages. As one of Minangkabau’s oldest musical instruments—its tonal intervals bearing influences from Hindu-Buddhist traditions—it deserves greater appreciation from younger generations as a symbol of the region’s cultural advancement. Today, sampelong makers and performers no longer treat the instrument as part of mystical rituals, but rather as an art form focused on aesthetics, music, and performance. This Community Partnership Program (PKM) was designed as a community engagement initiative to revitalize sampelong through targeted training for youth. The beneficiaries were students and teachers from SMA Negeri 1 Payakumbuh in Lima Puluh Kota Regency. The training involved 30 participants and followed a structured process of planning, implementation, evaluation, and artistic output. Methods used included lectures, demonstrations, discussions, and comprehensive evaluations. The program successfully enhanced participants’ knowledge and introduced a new innovation: the creation of a sampelong ensemble composition as a form of performing art. The initiative also received enthusiastic collaboration and support from various stakeholders.


Keywords


kesenian tradisi, sampelong, pengabdian kepada masyarakat; pelestarian

Full Text:

PDF

References


Jamalus, D. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hakim, Uswatul. (2024) Sampelong; Kesenian Tiup Tradisional Minangkabau. PT Mafy Media. Padang.

Miller, H. M. (1958). Introduction to music: A guide to good listening. (No Title).

Merriam, A. P., & Merriam, V. (1964). The Anthropology of Music. Northwestern University Press.

Mustopo. (1983). Kesenian Tradisional Problematika Karawitan. (Artikel) Yogyakarta.

Made Sukerta, Pande. (2011). Metode Penyusunan Karya Musik (Sebuah Alternatif). Surakarta, ISI Press Solo.

Mack, Dieter. (2001). Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. Arti.line. Bandung.

Nettl, Bruno. (1964). Theory and Method in Ethnomusicology. New York. The Free Press a Division of Macmillan Publishing. Co. Inc.

Kusumo.W. (2001). Melacak Jejak Perkembangan Seni Di Indonesia. MSPI. Bandung.

Seeger, Anthony. (1992). Ethnography of Music dalam Helen Myers, (ed) Ethnomusicology An Introduction. New York-London W.W Norton & Company.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.




DOI: https://doi.org/10.24821/jps.v6i1.14228

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License ISSN 2774-4787 (online) dan ISSN 2809-3380 (cetak).

View My Stats