Pelatihan Sendratari “Talang Paten” dan Perancangan Motif Batik “Rahayuning Satmaka” sebagai Ikon Budaya di Caturharjo, Sleman, Yogyakarta

Tri Wulandari, Ella Zulaeliah

Abstract


Perspektif budaya masyarakat dan kelompok seni di Desa Caturharjo masih sangat kental dengan budaya Jawa. Masih banyak beberapa kelompok seni yang mempertahankan pakem tradisional dan belum mengembangkan dengan penyajian seni yang kreatif dan unik. Permasalahan utama  yang dihadapi oleh kelompok seni di Desa Caturharjo adalah belum memiliki tari kreasi baru dan motif batik yang menjadi ikon budaya Desa Caturharjo. Oleh karena itu, perlu pengembangan desain motif batik yang mengusung potensi budaya khas Desa Caturharjo melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3Wilsen) dari ISI Yogyakarta. Tujuan pengabdian seni melalui P3Wilse ini adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, inovasi, dan kreasi dalam penggarapan seni tari kreasi baru dan pengembangan desain motif batik yang memuat keunggulan nilai estetis dan filosofis khas Desa Caturharjo. Metode pelaksanaan yang diterapkan dalam kegiatan P3Wilse ini ialah menggunakan metode diskusi, metode ceramah, metode tanya jawab, metode eksperimen, dan metode praktik.  Hasil garapan kedua karya seni sendratari “Talang Paten” dan motif batik  “Rahayuning Satmaka” diharapkan tidak hanya sebatas ikon budaya, namun juga dikembangkan agenda rutin pementasan karya seni dan gelar produk budaya yang berkelanjutan. Ikon budaya khas dapat menjadi komoditas seni yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dan pelaku seni  budaya.

 

The cultural perspective of the community and art groups in Caturharjo Village is still very thick with Javanese culture. There are still many art groups that maintain traditional principles and have not developed creative and unique art presentations. The main problem faced by art groups in Caturharjo Village is that they do not yet have new dance creations and batik motifs that have become cultural icons of Caturharjo Village. Therefore, it is necessary to develop batik motif designs that carry the distinctive cultural potential of Caturharjo Village through the Arts Area Development and Development Programme/ Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3WILSEN) from ISI Yogyakarta. The purpose of this art service through P3WILSEN is to increase knowledge, skills, innovation, and creation in the preparation of new creation dance art and the development of batik motif designs that contain the advantages of aesthetic and philosophical values typical of Caturharjo Village. The implementation method applied in this P3WILSEN activity is to use the discussion method, lecture method, question and answer method, experimental method, and practical method. The results of the two works of art of the dance ballet ‘Talang Paten’ and the batik motif ‘Rahayuning Satmaka’ are expected not only to be limited to cultural icons but also to develop a routine agenda for staging artworks and sustainable cultural product titles. Typical cultural icons can become art commodities that can increase the economic income of the community and cultural artists.


Keywords


batik, Caturharjo, Rahayuning Satmaka, sendratari, Talang Paten

Full Text:

PDF

References


Dana, I. W. (2021). Art Conservation for the Classical Masks at Sonobudoyo Museum , Yogyakarta. Journal of Urban Society’s Art, 8(1), 61–68.

Hartati, U. (2020). Cagar Budaya sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal. Diakronika, 20(2), 143. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol20-iss2/155

Hendriyana, H. (2020). Designing Marine-Park-Inspired Batik Patterns and Their Application on Masks as Pangandaran Tourism Souvenirs during Covid-19 Pandemic. Journal of Urban Society’s Art, 7(2), 74–82.

Irawati, E., & Astini, N. K. R. D. (2023). Pembinaan Seni Pertunjukan Desa Candisari, Bansari, Temanggung, Jawa Tengah. Jurnal Pengabdian Seni, 4(2), 131–140.

Mckercher, B., & Du Cros, H. (2012). Cultural tourism: The partnership between tourism and cultural heritage management. In Cultural Tourism: The Partnership Between Tourism and Cultural Heritage Management. Routledge First. https://doi.org/10.4324/9780203479537

Rohaeni, A. J., Listiani, W., & Mustaqin, K. (2018). Penciptaan Cinderamata Ikon-Ikon Wisata Sejarah sebagai Upaya Revitalisasi Budaya Lokal Kabupaten Sumedang. Journal of Urban Society’s Art, 5(2), 102–107.

Wardoyo, S., & Wulandari, T. (2021). Penyuluhan Seni Batik pada Kelompok PKK Padukuhan Karangwetan Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Seni, 2(1), 77–86. https://doi.org/10.24821/jps.v2i1.5739

Wulandari, T. (2021). Eksistensi Batik Encim Dalam Arena Produksi Kultural Di Pekalongan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(1), 164–171. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.25255




DOI: https://doi.org/10.24821/jps.v6i1.15073

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License ISSN 2774-4787 (online) dan ISSN 2809-3380 (cetak).

View My Stats