Karawitan di Wilayah Terban, Gondokusuman, Yogyakarta
Abstract
Kelurahan Terban, Gondokusuman, Yogyakarta selain mempertahankan upacara adat, juga konsisten untuk melestarikan kesenian tradisi Jawa, antara lain seni karawitan, seni tari, wayang kulit, dan teater/wayang wong. Belajar karawitan tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi melalui proses yang panjang untuk bisa memahami, menguasai teknik, menghayati, kemudian merasakan. Hal ini yang belum dimiliki oleh ibu-ibu grup karawitan “Purba Laras”. Oleh karena itu, ibu-ibu masih berkeinginan untuk memperdalam baik teknik menabuh maupun unggah-ungguh dalam menabuh gamelan. Untuk memperdalam penguasaan teknik menabuh gamelan dan unggah-ungguh dalam penyajian karawitan tersebut, dengan disertai semangat yang tinggi, grup “Purba Laras” bekerja sama dengan LPM Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah ceramah dan demonstrasi. Setelah mengikuti penyuluhan ibu-ibu mengerti unggah-ungguh, etika menabuh, juga konsep-konsep teknik tabuhan gaya Yogyakarta sehingga ikut serta memeriahkan upacara adat Rejeban dan Festival Karawitan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bhidju, Roni Hariyanto. (201). Peningkatan Hasil Belajar IPA Metode Demonstrasi. Malang: Multimedia Edukasi.
Chotimah, Chusnul, Mei Fita Asri Untari, M. Arief Budiman. (2019). “Analisis Penerapan Unggah Ungguh Bahasa Jawa dalam Nilai Sopan Santun”, International Journal of Elementary School, Vol. 3 No. 2, Jurusan Pendidikan Guru SD, Universitas PGRI Semarang Indonesia.
Fatimah, Mutiara Dewi. (2019). “Eksistensi Karawitan Putri di Kota Budaya”, Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya, Vol. 11 No. 2, Prodi Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta.
DOI: https://doi.org/10.24821/jps.v2i2.5927
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2774-4787 (online) dan ISSN 2809-3380 (cetak).