Kajian Teori Formalistik Pada Patung Figur Deformatif Karya Win Dwi Laksono Dengan Pendekatan Semiotika
Abstract
In this article, we will examine the signs and meanings of five works by Win Dwi Laksono. Win Dwi Laksono is an artist, especially in sculpture, who uses his body as the embodiment of his artistic ideas in his figurative sculpture works. His works are full of symbolic expressions about various thoughts, life experiences, and the philosophy of life that he believes in. The research method used in this writing is qualitative which is analyzed using a combination of Clive Bell's formalistic theoretical approaches and Roland Barthes' semiotics to analyze the work of deformative figure sculpture by Win Dwi Laksono. This approach will provide comprehensive insight into the formal elements and meaning contained in these works of art. From the results of the study, it can be seen how broad his feelings are in responding to and interpreting life. In creating his work, Laksono generally has two types of processes in producing shapes and textures, namely textures with finger strokes and smooth textures. This choice came from long practice in making sketches and illustrations which provided him with the precise processing of deformation in each of his personal works.
Pada penulisan ini akan mengkaji secara kebentukan dan makna dari lima karya Win Dwi Laksono. Win Dwi Laksono adalah seorang perupa khususnya seni patung yang menggunakan tubuh sebagai perwujudan ide-ide seninya di dalam karya-karya patung figuratifnya. Karya-karyanya sarat dengan ungkapan simbolik tentang berbagai pemikiran, pengalaman hidup serta falsafah kehidupan yang diyakininya. Metode penelitian yang digunakan pada penulisan ini adalah kualitatif yang dianalisis menggunakan gabungan pendekatan teori formalistik Clive Bell dan semiotika Roland Barthes untuk menganalisis karya seni patung figur deformatif karya Win Dwi Laksono. Pendekatan ini akan memberikan wawasan yang komprehensif tentang elemen-elemen formal dan makna yang terkandung dalam karya-karya seni tersebut. Dari hasil pengkajian tampak umbar rasa beliau dalam menyikapi dan memaknai kehidupan. Pada penciptaan karyanya, Laksono secara garis besar memiliki dua jenis proses dalam menghasilkan bentuk dan tekstur yaitu tekstur dengan pelototan jari dan tekstur halus. Pemilihan ini datang dari latihan yang panjang dalam membuat sketsa dan ilustrasi yang menjadi bekal atas pengolahan tepatnya mendeformasi pada setiap karya personalnya.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new agenda. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-838.
Berger, Arthur Asa. 2010. Pengantar Semiotika: Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana
Djelantik, A. A. M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia) bekerjasama dengan kuBuku.
Eaton, Marcia Muelder. 2010. Persoalan-persoalan Dasar Estetika. Jakarta: Salemba Humanika
Galeri Canna. 2008. Win Dwi Laksono Mendengar Suara Hati Paying Heed to Conscience. Pameran Tunggal Win Dwi Laksono 2008. Jakarta: Galeri Canna
Sobur, Alex. 2002. Bercengkerama dengan Semiotika. Mediator: Jurnal Komunikasi Vol 3 no 1: 31-50
Sugiharto, Bambang. 2013. Untuk Apa seni?. Bandung: Penerbit Matahari
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB Press
DOI: https://doi.org/10.24821/jocia.v10i1.12649
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN 2442-3394 (media cetak) || ISSN 2442-3637 (media online)