Pembacaan terhadap Pameran Seni Rupa “Tempatan” oleh Empu Gampingan
Abstract
Gender inequality not only results in social and economic disparities but also impacts environmental degradation, stemming from the imbalanced dominance of the patriarchal system that overlooks the role of women in society and nature. Rooted and established perspectives that place women and nature as objects have negative consequences for the environment. Empu Gampingan, a women's collective, is hosting an exhibition themed "Tempatan" at the National Gallery of Indonesia. This exhibition not only showcases aesthetically pleasing artworks but also depicts their stance towards the status quo, highlighting the various potentials and struggles of women for a better life, both individually and environmentally. The exhibition interprets "Siwur" as the philosophy of the exhibition, symbolizing women's resistance and strength in facing the social and cultural constraints that hinder them.
Kesenjangan gender selain mengakibatkan ketimpangan dalam ranah sosial dan ekonomi juga berdampak pada kerusakan lingkungan yang merupakan akibat dari dominasi tidak seimbang dari sistem patriarki yang melupakan peran perempuan di dalam masyarakat dan alam. Cara pandang yang telah mengakar dan menubuh yang menempatkan perempuan dan alam sebagai obyek membawa dampak negatif bagi lingkungan. Empu Gampingan sebagai sebuah kolektif perempuan mengusung sebuah pameran dengan tema “Tempatan” di Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini tidak hanya sekedar menampilkan karya seni estetis namun juga menggambarkan bagaimana sikap mereka terhadap status quo dan juga menampilkan berbagai potensi dan perjuangan perempuan untuk kehidupan baik individu maupun sosial maupun lingkungannya. Pameran ini mengangkat pemaknaan “Siwur” sebagai filosofi pameran yang berarti simbol perlawanan dan kekuatan perempuan dalam menghadapi batasan-batasan sosial dan budaya yang hambatan mereka.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Jurnal
EraPurike, E., Tobing, F., Azizah, N., & Kesumah, P. (2023). Ekofeminisme dan Peran
Perempuan Indonesia Dalam Perlindungan Lingkungan. Jurnal Relasi Publik, 1(3),
-53.
Nazir, M. (2015). Pendekatan Dan Jenis Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.
Setiyawan, R., & Wahyuni, H. I. (2023). Gender dan Ekologi dalam Pendidikan Indonesia
Masa Orde Baru dan Pasca Reformasi: Perspektif Ekofeminisme. HUMANIS
Journal of Arts and Humanities, 27(1), 75-89.
Sobur, A. (2002). Bercengkerama dengan semiotika. Mediator: Jurnal Komunikasi, 3(1),
-50.
Wibisono, W. (2017). Gayung (Siwur) Artefak dan Maknanya dalam Budaya Jawa. Jurnal
Teknologi, 7(2), 17-2.
Winarno, I. A. (2007). Persoalan Kesetaraan Gender dalam Karya Seni Rupa Kontemporer
Indonesia. Jurnal Visual Art ITB, 1(2), 211-223.
Buku
Barthes, R. (1988). Semiology and urbanism. The semiotic challenge, 191-201.
Shiva, V., Mies, M., Ismunanto, K., & Lilik. (2005). Ecofeminism: perspektif gerakan
perempuan & lingkungan. Ire Press.
Laman
https://www.empugampingan.com/ diakses pada tanggal 7 Juni 2024
https://gni.kemdikbud.go.id/ diakses pada tanggal 7 Juni 2024
Informan
Frigidanto Agung (kurator pameran “Tempatan)
Perupa Empu Gampungan (peserta pameran “Tempatan”)
DOI: https://doi.org/10.24821/jocia.v10i2.12976
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ISSN 2442-3394 (media cetak) || ISSN 2442-3637 (media online)