CEMBENGAN KOREOGRAFI YANG TERINSPIRASI DARI TRADISI UPACARA TEBU MANTEN
Abstract
RINGKASAN
Karya “Cembengan” adalah koreografi yang terinspirasi dari makna nilai-nilai tradisi budaya pada upacara tradisi Cembengan. Upacara tradisi Cembengan merupakan ritual yang dilakukan oleh para pekerja di dalam pabrik gula Madukismo untuk meminta keselamatan dan hasil produksi yang baik. Upacara tradisi Cembengan dilaksanakan pada saat panen tebu sebelum dimulainya produksi penggilingan tebu. Keseluruhan prosesi dan simbol-simbol yang memiliki makna filosofis pada upacara tradisi Cembengan, terdapat 3 bagian prosesi upacara tradisi Cembengan yang menarik perhatian penata untuk diulas kedalam bentuk konsep koreografi kelompok, yaitu prosesi Petik Tebu Manten, prosesi Pingit Tebu Manten, prosesi Arak-arakan Cembengan. Karya tari berjudul “Cembengan” ini digarap dalam bentuk koreografi kelompok, ditarikan oleh lima penari putri dan empat penari putra.
ABSTRACT
The work "Cembengan" is a choreography inspired by the meaning of cultural tradition values in the Cembengan traditional ceremony. The Cembengan tradition ceremony is a ritual performed by workers at the Madukismo sugar factory to ask for safety and good production results. The Cembengan tradition ceremony is carried out during the sugarcane harvest before the start of sugarcane milling production. The entire procession and symbols that have a philosophical meaning in the Cembengan traditional ceremony, there are 3 parts of the Cembengan traditional ceremony procession that attract the attention of the stylist to be reviewed in the form of a group choreography concept, namely the Manten Sugar Cane Picking Procession, the Manten Pingit Cane Procession, the Cembengan Procession. The dance work entitled "Cembengan" is worked on in the form of group choreography, danced by five female dancers and four male dancers.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR SUMBER ACUAN
(Arifin, 2008)
(Darmono, 2018)
(Dibia I Wayan, Widaryanto, 2006)
(Dinas Kebudayaan DIY, 2019)
(Miroto, 2022)
(Martono Hendro, 2008)
(Sawitri, 2021)
(Seputar Pernikahan, 2018)
(Subagio, 2022)
(Smith, 1985)
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v24i1.15206
Refbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats