PERANG BAJAU
Abstract
PERANG BAJAU ang terinspirasi dari cerita turun temurun di daerah Tulang Bawang, Menggala,
Lampung yang menceritakan perang besar yang terjadi antara perompak Cina dengan masyarakat Tulang
Bawang. Cerita ini diyakini memang benar-benar terjadi, dengan diperkuat adanya beberapa bukti yang ada
di sekitar sungai Tulang Bawang yang terletak di kampung Ujung Gunung, Menggala, yaitu sebuah bukit
menyerupai kapal yang tertelungkup, yang disebut oleh masyarakat setempat “bukit Kapal Cina”, dan
sebuah pulau yang disebut “pulau Daging” dianggap merupakan tumpukan dari mayat-mayat mereka yang
menjadi korban pada peperangan dahsyat tersebut.
Karya tari ini menggambarkan suasana ketidaknyamanan rakyat Tulang Bawang atas peristiwa
perampokan dan pembantaian yang terjadi di daerah mereka yang akhirnya menyebabkan rakyat bangkit dan
melawan perompak.
Adapun koreografinya merupakan penggabungan gerak Chang Quan salah satu aliran Wushu dari
berbagai aliran yang ada di Cina utara yang memiliki karakter gerak yang kuat, cepat, dengan langkah yang
lebar dengan banyak variasi loncatan dan putaran. Untuk gerak Lampung mengacu pada gerak pencak dan
igol yaitu tari yang dilakukan oleh laki-laki, memiliki karakter gerak yang membumi dan tajam. Ditarikan
oleh lima orang penari laki-laki yang berbentuk suita terdiri dari empat adegan.
Kata kunci: bajau, perang, karya tari
Lampung yang menceritakan perang besar yang terjadi antara perompak Cina dengan masyarakat Tulang
Bawang. Cerita ini diyakini memang benar-benar terjadi, dengan diperkuat adanya beberapa bukti yang ada
di sekitar sungai Tulang Bawang yang terletak di kampung Ujung Gunung, Menggala, yaitu sebuah bukit
menyerupai kapal yang tertelungkup, yang disebut oleh masyarakat setempat “bukit Kapal Cina”, dan
sebuah pulau yang disebut “pulau Daging” dianggap merupakan tumpukan dari mayat-mayat mereka yang
menjadi korban pada peperangan dahsyat tersebut.
Karya tari ini menggambarkan suasana ketidaknyamanan rakyat Tulang Bawang atas peristiwa
perampokan dan pembantaian yang terjadi di daerah mereka yang akhirnya menyebabkan rakyat bangkit dan
melawan perompak.
Adapun koreografinya merupakan penggabungan gerak Chang Quan salah satu aliran Wushu dari
berbagai aliran yang ada di Cina utara yang memiliki karakter gerak yang kuat, cepat, dengan langkah yang
lebar dengan banyak variasi loncatan dan putaran. Untuk gerak Lampung mengacu pada gerak pencak dan
igol yaitu tari yang dilakukan oleh laki-laki, memiliki karakter gerak yang membumi dan tajam. Ditarikan
oleh lima orang penari laki-laki yang berbentuk suita terdiri dari empat adegan.
Kata kunci: bajau, perang, karya tari
DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v3i2.333
Article Metrics
Abstract view : 682 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
View My Stats