REOG OBYOGAN SEBAGAI PROFESI

Mr. Hendro Martono

Abstract


Zaman telah berubah, penari seni rakyat tidak lagi dilirik orang karena tidak dapat menjadi profesi yang
menguntungkan dalam mengais uang. Tidak demikian di reog Obyogan yang hidup di desa-desa sekitar kota
Ponorogo Jawa Timur, penari Obyogan bisa menjadi profesi yang lumayan mendatangkan rejeki bagi para
gadis remaja. Profesi penari Obyogan bersifat sementara sampai kondisi fisik penari tidak menarik lagi atau
sudah menikah. Obyogan berbeda dengan reog Festivalan yang sudah dikenal masyarakat luas, justru penari
Obyog menjadi penari utama dengan bergerak goyang pinggul sensual, mirip goyang ngebor dan gergaji di
dangdut. Peran Jathil ditransformasikan menjadi peran wanita yang seksi, peran lain dihilangkan. Pemain
Dadak Merak masih dipertahankan sebagai ikon reog. Tulisan ini menyoroti upaya-upaya dan manajemen
penari Obyog yang terdiri dari: berlatih tari Obyog, mengubah karakter tari, pencitraan, strategi persaingan,
pendapatan, pengeluaran dan pemasaran. Profesi penari Obyog yang temporer tetap harus dihargai sebagai
pelaku pelestari dan pengembang seni tradisional. Penari Obyog juga membuka lapangan kerja non formal
dan mengurangi urbanisasi serta migrasi. Pemerintah wajib memberi penghargaan berupa pelatihan kerja
untuk masa datang, dan beasiswa sekolah hingga perguruan tinggi.

Keyword: reog, obyog, profesi

Abstract

Keywords


tari, joged, seni



DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v3i1.55

Article Metrics

Abstract view : 676 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats