Rekonseptualisasi Metode Pembelajaran Ricikan Gender Berbasis Model Aural: Pendekatan Interpretasi Rasa Dalam Pendidikan Formal
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi evektivitas penerapan model aural dalam pembelajaran ricikan gender di lingkungan pendidikan formal ISI Yogyakarta. Gender merupakan salah satu ricikan gamelan Jawa yang memiliki peran musikal sangat penting. Pola penyajian ricikan gender dimainkan menggunakan dua tangan secara bersamaan maupun bergantian yang menghasilkan melodi yang disebut dengan cengkok-cengkok genderan. Cengkok genderan merupakan sebuah tafsir (interpretasi), imajinasi atau kreatifitas seorang pengrawit untuk menentukan pola, teknik dan gaya dalam memainkan ricikan gender. Kemampuan tafsir, imajinasi dan kreatifitas tersebut muncul tidak terlepas dari pengaruh metode belajar. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Obyek materi dalam penelitian terdiri dari mahasiswa Jurusan Karawitan ISI Yogyakarta semester dua. Total mahasiswa sebanyak 10 anak yaitu terdiri dari 9 mahasiswa dan 1 darmasiswa dari Negara Canada dengan latar belakang belum mengenal gamelan Jawa. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui observasi partisipan dan wawancara. Validasi data didapat melalui member checking, selanjutnya dilakukan pengukuran melalui kuesioner self-report serta diskusi kelompok terpadu. analisis tematik akan digunakan untuk mengidentifikasi tema dan pola dalam data dengan Kerangka kerja pengkodean 6 fase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 dari 10 mahasiswa reguler dan darmasiswa menyatakan bahwa model aural lebih efektif digunakan sebagai metode pembelajaran untuk mencapai tingkat daya tafsir (interpretasi), imajinasi atau kreatifitas dalam menguasai cengkok genderan.
Reconceptualizing Aural-Based Instruction of the Gender Ricikan: An Interpretive Approach to Inner Musical Sense in Formal Education
Abstract
This study aims to identify the effectiveness of applying an aural model in teaching the Ricikan gender within the formal educational environment of ISI Yogyakarta. Gender is one of the essential ricikan (instrumental components) in Javanese gamelan, holding a critical musical role. It is performed using both hands simultaneously or alternately to produce melodic patterns known as cengkok genderan. These cengkok represent interpretations, imaginative constructs, or creative expressions of a pengrawit (gamelan musician) in determining the patterns, techniques, and stylistic approaches when playing the gender. The chosen learning method profoundly influences interpretative, imaginative, and creative abilities. This research employed a qualitative methodology with a case study approach. The research subjects consisted of second-semester students of the Karawitan Department at ISI Yogyakarta, totaling ten participants: nine local students and one darmasiswa (foreign scholarship student) from Canada, all of whom had no prior experience with Javanese gamelan. Data were collected through participant observation and interviews. Data validation was conducted via member checking, followed by measurements using self-report questionnaires and focused group discussions. Thematic analysis used a six-phase coding framework to identify recurring themes and patterns. The study results indicate that seven out of ten participants, including both regular students and the darmasiswa, affirmed that the aural model proved more effective as a learning method in enhancing interpretative, imaginative, and creative capacities in mastering cengkok genderan.
Keywords: Javanese gamelan, gender ricikan, aural learning model, interpretive musical feeling, formal music education
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adriaan, J. T., & Suryati. (2023). Pembelajaran Ear Training Berbasis Teknologi untuk Meningkatkan Musikalitas. Promusika, 11(1).
Benamou, M. (1998). Rasa in Javanese Musical Aesthetics. University of Michigan.
Bhattacharyya, A. (2024). From Musical Writings To Writing Music: Book-Writing Leading to Music School in Nineteenth-Century Calcutta. Nineteenth-Century Music Review. https://doi.org/10.1017/S1479409823000411
Braun, V., & Clarke. (2013). Mengajarkan Analisis Tematik: Mengatasi tantangan dan Mengembangkan Strategi Untuk Pembelajaran Efektif. Psikologi, 26(2).
Djalal, F. (2017). Optimalisasi Pembelajaran Melalui Pendekatan, Strategi, dan Model Pembelajaran. Sabilarrasyad, 2.
Djohan. (2007). Psikologi Musik. Joglo Alit.
Fanani, A. (2014). Mengurai Kerancuan Istilah Strategi dan Metode Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Islam, 8(2). http://journal.walisongo.ac.id/index.php/
Gellrich, M. (1992). International Practice in the 18th & 19th Centuries.
Harahap, Y. S., Sya’bana, D. F., Nurhaliza, S., & Nurmawati, N. (2023). Taxonomy of Learning Objectives. Ta Dib Jurnal Pendidikan Islam, 12(1), 159–170. https://doi.org/10.29313/tjpi.v12i1.11927
Im, D., Pyo, J., Lee, H., Jung, H., & Ock, M. (2023). Qualitative Research in Healthcare: Data Analysis. Journal of Preventive Medicine and Public Health, 56(2), 100–110. https://doi.org/10.3961/jpmph.22.471
Joyce, B., & Marsha, W. (1992). Models of Teaching. Allyn and Bacon.
Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). Analisis Model-model Pembelajaran. FONDATIA, 4(1), 1–27. https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.441
Liu, T., Chan, R., Yeung, C., Lee, L. C. B., Chan, T. N. C., Welton, K., Lum, T. Y.-S., & Wong, G. H. Y. (2023). “Participation Is Fun and Empowering”: A Participatory Approach to Co-Design a Cultural Art Program for Older Chinese at Risk of Depression in Hong Kong. Innovation in Aging, 7(5). https://doi.org/10.1093/geroni/igad041
McPerson, G. E. (1993). Factors and Abilities influencing theDevelopment of Visual, Aural and Creative Performance Skills in Music and Their Educational Implications.
Mursid, R., Saragih, A. H., & Hartono, R. (2021). The Effect of the Blended Project-based Learning Model and Creative Thinking Ability on Engineering Students’ Learning Outcomes. International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology, 10(1), 218–235. https://doi.org/10.46328/ijemst.2244
Nurabadi, A., Irianto, J., Bafadal, I., Juharyanto, Gunawan, I., & Adha, M. A. (2021). The effect of instructional, transformational and spiritual leadership on elementary school teachers’ performance and students’ achievements. Cakrawala Pendidikan, 40(1), 17–31. https://doi.org/10.21831/cp.v40i1.35641
Pambayun, W. T., & Aji, N. B. (2021). Garap Genderan dalam Gending Lampah Tiga. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi, 20(2), 120–130. https://doi.org/10.33153/keteg.v20i2.3569
Pandaleke, S. M., & Jazuli, M. (2016). Makna Nyanyian Ma’zani bagi Masyarakat Petani di Desa Rurukan Kota Tomohon. Catharsis, 5(1), 63–70. https://journal.unnes.ac.id/sju/catharsis/article/view/13126
Purnama, B., & Satoto, A. B. (2024). Peran Aransemen Gending Jagung-Jagung dalam Meningkatkan Kemampuan Menabuh Gamelan: Sebuah Pendekatan Edukatif. Promusika, 12(2).
Putra, A. D., Ferdian, R., & Hidayat, H. A. (2021). Silabel Ritmis dalam Pembelajaran Musik. Tonika: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Seni, 4(2), 161–170. https://doi.org/10.37368/tonika.v4i2.299
Saepudin, A. (2017). Penciptaan Daminatila Font untuk Penotasian Kendang dan Gamelan Sunda. Resital, 18(1).
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media.
Sardiman, A. M. (2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo Perkasa.
Schuiling, F. (2019). Notation Cultures: Towards an Ethnomusicology of Notation. Journal of the Royal Musical Association, 144(2), 429–458. https://doi.org/10.1080/02690403.2019.1651508
Schwartz, E. (2020). Titik Tengah Sebagai Dasar Sistem Klasifikasi Cengkok Gender. Titik Tengah Sebagai Dasar Sistem Klasifikasi Cengkok Gender, 20, 95–105.
Sejati, V. A. (2019). Penelitian Observasi Partisipatif Bentuk Komunikasi Interkultural Pelajar Internasional Embassy English Brighton, United Kingdom. Sosial : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 20(1). http://sosial.unmermadiun.ac.id/index.php/sosial
Sewagegn, A. A. (2020). Learning Objective and Assessment Linkage: Its Contribution to Meaningful Student Learning. Universal Journal of Educational Research, 8(11), 5044–5052. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.081104
Sidiq, U., & Choiry, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan (A. Mujahidin, Ed.; 1st ed.). Nata Karya.
Sloboda, J. (1993). Musical Ability in the Origins and Development of Hight Ability, Wiley.
Subandi. (2011). Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode dalam Penelitian Pertunjukan. Harmonia, 11, 173–179.
Sumargono. (2016). Drama Tari Arjuna Wiwaha Karya S. Maridi Maestro Tari Tradisi Keraton Gaya Surakarta Sebuah Kajian Estetik. Greget, 15(2).
Supanggah, R. (2009). Bothekan Karawitan II Garap. ISIPress.
Supena, I., Darmuki, A., & Hariyadi, A. (2021). The Influence of 4C (Constructive, Critical, Creativity, Collaborative) Learning Model on Students’ Learning Outcomes. International Journal of Instruction, 14(3), 873–892. https://doi.org/10.29333/iji.2021.14351a
Suryati, S., & Widodo, T. W. (2021). Sight Singing sebagai Strategi Pembelajaran Instrumen Piano di Prodi Pendidikan Musik ISI Yogyakarta. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 99–112. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.3379
van Rijnsoever, F. J., Sitzler, S., & Baggen, Y. (2023). The change agent teaching model: Educating entrepreneurial leaders to help solve grand societal challenges. The International Journal of Management Education, 21(3), 100893. https://doi.org/10.1016/j.ijme.2023.100893
Waring, J. (1941). The Meaning of Musicianship: A Problem in the Teaching of Music. British Journal of Education Psychology.
Zheng, W., Wen, S., Lian, B., & Nie, Y. (2023). Research on a Sustainable Teaching Model Based on the OBE Concept and the TSEM Framework. Sustainability, 15(7), 5656. https://doi.org/10.3390/su15075656
DOI: https://doi.org/10.24821/promusika.v13i1.14962
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 PROMUSIKA

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
P-ISSN: 2338-039X (print) | E-ISSN: 2477-538X (online)