Eksplorasi Balungan Gending Gaya Yogyakarta dan Surakarta

kartiman kartiman, Umilia Rokhani

Abstract


Balungan gending merupakan acuan pengrawit dalam menentukan pola permainan ricikan. Secara visual, balungan gending berbentuk susunan nada-nada yang sudah diatur tinggi rendah maupun fungsinya. Karawitan gaya Yogyakarta memiliki balungan gending yang berbeda dengan gaya Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi gaya atau ciri khas gending berorientasi kewilayahan sehingga untuk mengeksplorasi dua gaya gending ini tidak akan terlepas dari historisitas kewilayahan empat kerajaan Dinasti Mataram, yaitu Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran Surakarta, dan Pakualaman Yogyakarta beserta dengan pengaruhnya. Dengan mempergunakan metode deskriptif kualitatif, keberadaan gending gaya Yogyakarta dan Surakarta dilihat sebagai suatu fenomena sosial dengan mengacu pada balungan gending. Balungan gending gaya Yogyakarta cenderung melompat, patah-patah. Balungan gending gaya Surakarta cenderung linier, mengalun. Perbedaan balungan gending akan berdampak pada karakter gending. Gending gaya Yogyakarta cenderung berkarakter gagah, mantap, dan bergelora, sedangkan gending gaya Surakarta cenderung berkarakter luwes, mengalir, mengalun. Ketercapaian karakter gending akan terwujud melalui kemampuan pengrawit dalam menginterpretasi kehendak balungan gending.

Exploration of Balungan Gending Gaya Yogyakarta and Surakarta

Abstract

Balungan gending is a reference for musicians who want to determine the pattern of ricikan playing. Visually, balungan gending takes the form of a sequence of notes arranged in terms of pitch and function. The Yogyakarta style of karawitan has a different balungan gending from the Surakarta style. This study aims to explore the regionally oriented styles or characteristics of gending, so that the exploration of these two gending styles cannot be separated from the regional history of the four kingdoms of the Mataram Dynasty, namely the Sultanate of Yogyakarta, the Sunanate of Surakarta, Mangkunegaran Surakarta, and Pakualaman Yogyakarta, along with their influences. Using a qualitative descriptive method, the existence of Yogyakarta-style and Surakarta-style gending is viewed as a social phenomenon based on the gending structure. The structure of Yogyakarta-style gending tends to be jumpy and fragmented, while the structure of Surakarta-style gending tends to be linear and flowing. Differences in gending structure will impact the character of the gending. Yogyakarta-style gending tends to have a bold, steady, and passionate character, while Surakarta-style gending tends to have a flexible, flowing, and melodious character. The gending's character is realized through the performer's ability to interpret the intent of the gending's structure.

Keywords: Exploration of Gending; Balungan Gending; Gending style.


Keywords


eksplorasi gending; balungan gending; gaya gending.

Full Text:

PDF

References


Arrizqi, M. F. (2023). Bentuk dan Fungsi Iringan Gamelan pada Ritual Ujungan di Desa Gumelem Wetan Banjarnegara. SELONDING, 18(2), 82–91. https://doi.org/10.24821/sl.v18i2.8080

Diah K, F. X. (2010). Gending - gending iringan upacara perkawinan agung di keraton yogyakarta. Ornamen, 7(2), 59–70. https://doi.org/https://doi.org/10.33153/ornamen.v7i2.993

Djelantik, A. A. M. (2004). Estetika: Sebuah Pengantar. MSPI dan Arti.

Emhar, A. D., & Boediono, H. (2021). Lana Gendhing Kethuk 4 Kerep Minggah 8 Kajian Garap Gender. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi. https://doi.org/10.33153/keteg.v20i1.3546

Endayani, H. (2023). Model Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal. PEMA :Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.56832/pema.v3i1.321

Gitosaprodjo, R. M. S. (1993). Titilaras Gendhing Jilid II. Percetakan Hadiwijaya.

Hapsari, K., & Suyoto, S. (2019). Sindhenan Gendhing Jomplangan Gaya Sujiyati Mentir di Sragen. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi. https://doi.org/10.33153/keteg.v18i2.2400

Hastanto, S., Rahayu, T. A. P., Habibullah, R., Nugroho, M. A., & Ariprabowo, D. (2015). Redefinisi Laras Slendro.

Hastuti, D. L., Santosa, I., & Syarief, A. (2020). Indis Style sebagai Representasi Kekuasaan Kadipaten Mangkunegaran di Surakarta. GESTALT. https://doi.org/10.33005/gestalt.v2i2.66

Herdianto, F., Gunawan, I., & Gunawan, I. (2022). Analisis Pengembangan Melodi Karya Tido Kulup dalam Komposisi. Jurnal Sitakara. https://doi.org/10.31851/sitakara.v7i2.9032

Hermono, S. (2023). Kajian Fungsi Rebab: Studi Kasus Penerapan Rebab pada Mata Kuliah Pengayaan Sulukan Prodi Pedalangan. Lakon Jurnal Pengkajian & Penciptaan Wayang. https://doi.org/10.33153/lakon.v20i1.5454

Kriswanto. (2003). Kehidupan Karawitan Gaya Surakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mirsa, R., Muhammad, M., A. H., & Rosane, W. A. (2023). Manifestasi Tangible dan Intangible Rumah Tradisional Minangkabau di Nagari Tuo Pariangan Kabupaten Tanah Datar. TEKNIK. https://doi.org/10.14710/teknik.v44i1.49075

Purnama, B., & Satoto, A. B. (2024). Peran Aransemen Gending Jagung-Jagung dalam Meningkatkan Kemampuan Menabuh Gamelan : Sebuah Pendekatan Edukatif. 12, 66–76.

Ridho, A., Aksan, N. I. S. M., & Sujud, M. (2022). Simbiosis Mutualisme Media Massa dan Terorisme: Sebuah Analisis Kebijakan Pemerintah RI Melawan Terorisme. Jurnal Dakwah Dan Komunikasi. https://doi.org/10.29240/jdk.v7i2.5766

Rokhani, U., & Haryanto, H. (2020). Rancangan Garap Karya Gending Sekar Jagad Berbasis Motif Batik Gaya Yogyakarta. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(3), 163–172. https://doi.org/10.24821/resital.v21i3.4110

Rusdiyantoro, R. (2019). Kebertahanan Notasi Kepatihan sebagai Sistem Notasi Karawitan Jawa. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi. https://doi.org/10.33153/keteg.v18i2.2402

Samego, K., & Haryanto, T. (2023). Karawitan Composition Brama Rupa | Komposisi Karawitan Brama Rupa. GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan, 1(4), 281–289. https://doi.org/10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i4.480

Setiawan, P. (2015). The Creation Process of Nyeni. Wimba : Jurnal Komunikasi Visual. https://doi.org/10.5614/jkvw.2009.1.1.2

Stirena Rossy Tamariska, A. Dwi Eva Lestari2, E. N. S., Elisabet Nungky Septania, & M. Shoful Ulum. (2019). Peran Ruang Komunal dalam Menciptakan Sense of Community Studi Komparasi Perumahan Terencana dan Perumahan Tidak Terencana. Jurnal Koridor. https://doi.org/10.32734/koridor.v10i1.1388

Sugimin, S. (2019). Mengenal Karawitan Gaya Yogyakarta. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi. https://doi.org/10.33153/keteg.v18i2.2398

Sumarsam. (2003). Gamelan, Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal di Jawa. Pustaka Pelajar.

Supanggah, R. (2002). Bothekan karawitan (Vol. 1). Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Suyoto, S. (2021). Garap Rujak-rujakan dalam Sindhenan Gaya Surakarta. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 21(2), 63–72. https://doi.org/10.24821/resital.v21i2.4365

Teguh, T. (2017). Ladrang Sobrang Laras Slendro Patet Nem. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 18(2), 103–112. https://doi.org/10.24821/resital.v18i2.2447

Trustho, & Atmojo, B. S. (2014). Gendhing-gendhing Karawitan Gaya Yogyakarta Wiled Berdangga Laras Pelog Hasil Alih Aksara Naskah Kuno. UPTD Taman Budaya.

V.S. Grekova, V. S. (2014). Homo creator: facet of creativity. Grani, 11, 53–57.

Widiantara, I. N. Y. P., Santosa, H., & Suartaya, K. (2020). Proses Penciptaan Komposisi Karawitan Kreasi Baru Paras Paros. PROMUSIKA, 8(1), 1–13. https://doi.org/10.24821/promusika.v1i1.3607

Widyarto, R., & Yulinis, Y. (2023). Estetika Budaya Melayu dalam Tari Zapin Riau. Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni. https://doi.org/10.30870/jpks.v8i1.19203

Yudarta, I. G., & Haryanto, T. (2021). Eksistensi Kesenian Rebana Gending Desa Langko Dalam Masa Pandemik Covid-19 Di Lombok. Mudra Jurnal Seni Budaya. https://doi.org/10.31091/mudra.v36i2.1460




DOI: https://doi.org/10.24821/promusika.v13i1.15050

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 PROMUSIKA

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

P-ISSN: 2338-039X (print) | E-ISSN: 2477-538X (online)