Transmisi Musik Kapata Pelantikan Raja Allang
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif terhadap objek nyanyian rakyat/folksong atau sering juga disebut Kapata bagi sebagian besar orang-orang di Maluku, khususnya di daerah Maluku Tengah. Kapata atau nyanyian rakyat di daerah Maluku disebut juga nyanyian tanah. Nyanyian ini mengandung pesan-pesan suci dari para leluhur, diwariskan dari generasi ke generasi, dan masih berkembang hingga saat ini. Cara pewarisan seni tradisional inilah yang disebut dengan transmisi musik. Transmisi musik merupakan salah satu aspek penting dalam kontinuitas suatu kebudayaan secara umum, dan seni secara khusus. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan proses transmisi musik Kapata sebagai bunyi, atau musik yang dimainkan, dipengaruhi oleh konsep yang ada pada masyarakat pemilik musik yang memberikan pengaruh juga pada perilaku masyakat dalam bermusik. Proses transmisi musik ini umumnya terjadi pada kehidupan masyarakat negeri atau Desa Allang, Kabupaten Maluku Tengah di daerah Pulau Ambon, misalnya dalam ritual adat Pelantikan Raja atau pelantikan Kepala Desa.
Abstract
Kapata Music Transmission of The Inauguration of King Allang. This research was conducted using a qualitative descriptive research method on the object of folk songs or often also called Kapata for most people in Province Maluku, especially in the Kabupaten Maluku Tengah. Kapata or folk songs in the Maluku area are also called land songs. This song contains sacred messages from the ancestors, passed down from generation to generation, and is still developing today. This way of inheriting traditional arts is called the transmission of music. The transmission of music is one of the essential aspects of the continuity of culture in general and art in particular. This paper aims to explain the process of transmitting Kapata music as the sound, or music played, is influenced by the concepts in the music owner community. The idea will then affect the community's behavior in making music. This process of transmitting music generally occurs in the life of the people of the country or village of Negeri Allang, Kabupaten Maluku Tengah in the Ambon Island area, for example, in the traditional ritual of the Inauguration of the King or the inauguration of the Village Head.
Keywords: Kapata; Music Transmission; King's Inauguration
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agawu, Kofi. 2009. Music as Discourse: Semiotic Adventures in Romantic Music. Oxford & New York: Oxford University Press.
Ajawaila, Jacob W. 2000. “Orang Ambon dan Perubahan Kebudayaan.” Indonesian Journal of Social and Cultural Anthropology, Tahun XXIV, No. 61.
Boland, M C. 1983. Uru, Son of The Sunrise atau Uru, Bahasa dan Kapata, terjemahan S.J.M. Sihauta.
Bramantyo, Triyono. 2004. Desiminasi Musik Barat Di Timur. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia.
Danandjaja, James. 1986. Folklore Indonesia. Jakarta: Grafiti Press.
Irawati, Eli. 2016. Kelentangan dalam Masyarakat Dayak Benuaq. Jurnal ISI. Volume 17 No. 1 April 2016.
Julia, J. 2017. Pengaruh Budaya Literasi Barat Terhadap Budaya Oraliti Timur Dalam transmisi Musik Gamelan di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Bunga Rampai Pendidikan Seni dan Potensi Kearifan Lokal. UPI Sumedang Press, 21 Mei 2017.
Latupeirissa, Nelsano. A. (2021). “Opo Fot’’ Nyanyian Memancing Ikan Dalam Kajian Etnomusikologi. MALUKU MASA DEPAN: Bunga Rampai Pemikiran Para Akademisi Maluku di Bidang Humaniora. PENERBIT INSAN CENDEKIA MANDIRI. 81-101. 2021
Lomax, Alan. 1968. Folk Song Style and Culture. Brunswick, New Jersey: Transaction Books.
Mack, Dieter. 1995. Apresiasi Musik Pop. Yogyakarta: Pustaka Nusantara.
Merriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Evanston, Illinois: Northwestern's University Press.
Matulessy, Z M. 1978. Hikayat Nunusaku. Ambon: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Propinsi Maluku.
Nettl, Bruno. 1990. Theory and Method in Ethnomusicology. Glencoe, Illinois: The Free Press.
Pattikayhatu J.A. at all. 1993. Sejarah Daerah Maluku Ambon: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Maluku.
Pattikayhatu J.A. 2003. “Sejarah Negeri Allang dan Kehidupan Budaya Masyarakatnya “. Makalah disajikan dalam seminar sejarah negeri Allang yang diselenggarakan oleh, panitia seminar sejarah negeri Allang.
Shelemay, Kay kaufman. 1997. "Ethnomusicologist, Ethnographic Method and the transmission of tradition," dalam Gregory f. Barz dan Timothy J. Cooley, ed. Shadows in the Field: New Perspectives for Fieldwork in Ethnomusicology. Oxford: Oxford University Press.
Siyauta, Saul. 1986 dalam artikel Mengenal SiwaLima Mengenal Jatidiri.
Tamaela, Christian I. 1995. Gereja Pulau–pulau Toma Arus Sibak Ombak Tegar: Musik Maluku Sebagai Saranan Komunikasi Injil Dalam Jemaat GPM. Ambon: Fakultas Teologi UKIM.
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1991/1992. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara II. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1992/1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Indonesia. Balai Pustaka.
Tim Taman Budaya Provinsi Maluku. 2004. Kapata: Nyanyian Tradisi di Maluku. Ambon: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Maluku.
DOI: https://doi.org/10.24821/promusika.v10i1.6831
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik
P-ISSN: 2338-039X (print) | E-ISSN: 2477-538X (online)