PROMUSIKA, Vol 8, No 2 (2020)

Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo

Indra Tjahyadi

Abstract


Sebuah karya seni tidak saja dapat dipahami sebagai hasil cipta manusia yang bernilai estetika, tetapi juga dapat dipahami sebagai dokumen kebudayaan. Sebagai dokumen kebudayaan, setiap karya seni memuat simbol-simbol atau tanda-tanda yang maknanya berelasi pada kebudayaan tempat karya seni tersebut diciptakan.  Artikel ini memfokuskan kajiannya pada identitas Probolinggo yang direpresentasikan dalam karya seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo. Teori yang digunakan untuk mengungkap makna tanda atau makna simbol yang terdapat dalam karya seni pertunjukan musik patrol tersebut adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif interpretif. Faktor interpretasi atas tanda yang menjadi dasar kerja analisis merupakan faktor yang mendorong dipilihnya metode tersebut dalam artikel ini. Berdasarkan analisis yang dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan, yakni masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.

Abstract

Probolinggo Representation in The Performing Arts of Kelabang Songo Music Patrol. A work of art can not only be understood as a human creation with aesthetic value but can also be understood as a cultural document. As a cultural document, each work of art contains symbols or signs whose meanings relate to the culture in which the artwork was created. This article focuses its study on the identity of Probolinggo, which is represented in the artwork of the Kelabang Songo patrol music performance. The theory used to reveal the meaning of signs or symbols contained in the artwork of patrol music is Charles Sanders Peirce's theory of semiotics. The method used in this research is a qualitative interpretive method. The interpretation factor of the sign on which the analysis works is a factor that drives the choice of this method in this article. Based on the analysis conducted, it was found that the Kelabang Songo patrol music performance art represented Probolinggo as the cultural area of the Pendalungan people, namely people who had a mixture of Javanese and Madurese cultures.