Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
Abstract
Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian antropologi musik dengan metode etnografi yang menelaah tentang artikulasi budaya masyarakat Madura melalui ghendhing dangdut dalam seni tabbhuwân Madura. Sorotan dalam penelitian ini adalah perihal hubungan musik dan masyarakat: bagaimana masyarakat Madura memaknai budayanya melalui seni tabbhuwân, dan bagaimana mereka mengekspresikannya. Secara khusus akan membaca bentuk ekspresi simboliknya melalui analisis musikologis bentuk-bentuk musikal garap dangdut pada tabbhuwân Madura. Melalui analisis musikologis, akan dilihat pola-pola, kaidah dan kecenderungan musikal yang digunakan oleh masyarakat Madura dan nantinya akan dikomparasikan dengan pola-pola garap dangdut pada gamelan Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan multidisipliner yang mewacanakan teori musikologi dengan antropologi budaya. Temuan penelitian ini adalah 1) Berdasarkan analisis musikologis, dapat dikatakan bahwa ghendhing dangdut dalam budaya Madura bersifat lebih luwes, longgar dan dinamis dibanding dengan budaya Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Madura merupakan masyarakat yang dinamis, inklusif, ulet, tegas dan adaptatif. Mereka juga mampu merespon perubahan jaman, mempertanyakan kemapanan modernitas dan ke’adiluhung’-an budaya; 2) Bentuk tabbhuwân yang dinamis adalah cara masyarakat Madura memaknai budaya dan realitas hari ini (kontemporer). Tabbhuwân merupakan wujud interaksi budaya Madura dengan budaya lain, pemaknaan atas modernitas serta wujud konservasi budaya lokal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Babad Madura, 1981. terjemahan Moelyono Sastronaryatmo ed., Jakarta: Depdikbud, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.
Bouvier, Hélèn. 2002. Lèbur!: Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Buys, Brandts, van Zijp, J.S & A,. 1928. De Toonkunst Bij De Madoereezen, (Jawa VIII). Weltevreden.
Hidayatullah, Panakajaya, 2017. Dangdut Madura Situbondoan, Yogyakarta: Diandra Kreatif.
__________, Panakajaya, 2015. “Musik Adaptasi Dangdut Madura”, dalam jurnal
Resital,Vol. 16, No. 1, 2015: 1-14.
__________, Panakajaya, 2015. “Upacara Seni Hodo Sebagai Ritual Kesuburan Masyarakat Dukuh Pariopo Situbondo”, dalam prosiding International Conference on Nusantara Philosophy 2015: 459-471.
__________, Panakajaya, 2015. “Alam Pikir Masyarakat Madura yang Terepresentasikan Melalui Lagu Ta’ Andi’ Rokok (Cia-Cia)”, dalam jurnal Kajian Seni, Vol 02, No. 02, April 2016: 178-194.
__________, Panakajaya, 2017. “The Dynamic Phenomena of Strèkan Music From Colonial to Contemporary Era in Situbondo”, dalam jurnal Harmonia, Vol. 17, No. 1, 2017: 1-12.
__________, Panakajaya, 2017.”Panjhâk Sebagai Agen Pengembang Karakter Budaya dalam Masyarakat Madura di Situbondo”, dalam jurnal Jantra, Vol.12, No. 2, 2017: 139-151.
__________, Panakajaya, 2017. “Kosmopolitanisme dalam Industri Dangdut Madura Pada Tahun 2000-an di Situbondo” dalam bunga rampai, Hipolitus K. Keuwel (Ed). 2017. Seri Studi Kebudayaan I: Pluralisme, Multikulturalisme, dan Batas-Batas Toleransi. Malang: Program Studi Antropologi FIB Universitas Brawijaya.
Husson, Laurence. “Eight Centuries Of Madurese Migration to East Java”, dalam Asian and Pasific Migration Journal, Vol.6, No. 1, 1997.
Jurriëns, Edwin, 2006, Ekspresi Lokal dalam Fenomena Global: Safari dan Migransi Budaya, Jakarta: Pustaka LP3ES.
Martopangrawit. 1972. “Titilaras Kendhangan”. Stensilan, Surakarta: Konservatori Karawitan Indonesia.
Mistortoify, Zulkarnain. “Pola Kelleghan dan Teknik Vokal Kejhungan Representasi Ekspresi Budaya Madura dan Pengalaman Estetiknya”, dalam Resital: Jurnal Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, Vol 15. No.1, Juni 2014: 1 – 17.
_________, Zulkarnain. “Site Performances Gamelan Keraton Sumenep” dalam Bunga Rampai, Hairus Salim (ed). 2018. Peta dan Arkeologi Gamelan Nusantara, Yogyakarta: LKIS.
Pigeaud, Th.G.Th. 1938. Javaanse Volksvertoningen: Bijdrage tot de Beschrijving van Land en Volk. Batavia: Volkslectuur, diterjemahkan oleh Muhammad.
Raffles, Thomas Stamford. 1978. The History of Java, vol.I, Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Retsikas, Konstantinos. “The Power of the Senses Ethnicity, History and Embodiment in East Java, Indonesia” dalam Jurnal Indonesia and the Malay World, Vol. 35, No. 102 July 2007.
Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Prilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media.
Setiawan, Aris. 2018. “Arkeologi Gamelan di Sumenep: Dari Imaji Masyarakat Akar Rumput tentang Gamelan Hingga Penelusuran Gamelan Langka Dengan Berbagai Problematiknya. Laporan Penelitian ISI Surakarta tahun 2018. Tidak dipublikasikan.
Setiawan, Sigit. 2015 “Kendangan Pematut dalam Karawitan Jawa Gaya Surakarta”. Tesis S2 di Institut Seni Indonesia Surakarta. Tidak dipublikasikan.
Spradley, James P. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sumiyoto, Ign. 1999. “Gendhing Dangdut: Pembentukan dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Karawitan Jawa di Sragen”, Tesis S2 Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM.
Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan I. Surakarta: MSPI.
Supanggah, Rahayu. 2007. Bothekan Karawitan II : Garap. Surakarta: ISI Press.
Trustho. 2005. Kendhang Dalam Tradisi Tari Jawa. Surakarta: STSI Press.
Waridi. 2001. Martopangrawit Empu Karawitan Gaya Surakarta. Yogyakarta: Mahavhira.
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v18i3.2244
Article Metrics
Abstract view : 887 timesPDF - 460 times
Refbacks
- Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
- —
- Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
- Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
- Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
- Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.