Post – Harmony Sangposangan As Dynamic Existence of Madurese People In Digital era

Panakajaya Hidayatullah

Abstract


Post – Harmony Sangposangan As Dynamic Existence of Madurese People. In Digital era This paper is a result of anthropology research by using cultural studies perspectives. This article, comprehensively, discuss; 1) musical relation between Western and traditional music in sangposangan; 2) a kind of ‘post-harmony’ sangposangan by using musicology analysis through musical text of Angling Madura song. The result of study shows an encounter between western and Madurese traditional music in sangposangan music which can produce a new musical entity (harmony of other).  Post-harmony sangposangan is manifested in dynamic composition which are; 1) dangdut composition in EDM syle, and 2) contrast change from dangdut koplo to pure dangdut. Post-harmony can be read as intuition, emotion, sense and instinct which can drive creative process of sangposangan music. It does not come from rigid notation system but it is constructed from rhythm of Madurese people’s life.

ABSTRAK

Tulisan ini merupakan hasil penelitian antropologi musik dengan menggunakan perspektif kajian budaya. Secara komprehensif artikel ini menelaah tentang 1) relasi musikal antara musik Barat dan tradisional dalam musik sangposangan; 2) menelaah tentang bentuk ‘post-harmoni’ sangposangan melalui analisis musikologis dari teks musikal gending Angling Madura. Hasil kajian menunjukkan bahwa pertemuan musikal antara musik Barat dan tradisional Madura dalam musik sangposangan mampu menghasilkan sebuah entitas musikal yang baru (‘harmoni yang lain’). Post-harmoni sangposangan diwujudkan dalam dinamika garap yang dinamis yaitu 1) garap dangdut ala EDM, dan 2) perubahan kontras dari dangdut koplo ke dangdut piur. Post-harmoni dapat dibaca sebagai sebuah naluri, emosi, sense dan insting yang menjadi penggerak dari proses kreatif musik sangposangan. Ia tidak berangkat dari sistem notasi yang kaku, tetapi dibangun dari ritme kehidupan masyarakat Madura.

Kata kunci: Sangposangan; Post – Harmony; Madura, Musik


Keywords


Sangposangan; Post-Harmony; Madurese; Music

Full Text:

PDF

References


Al-Fayyadl, M. (2005). Derrida. Yogyakarta: LKIS.

Anoegrajekti, N. (2010). Etnografi Sastra Using: Ruang Negosiasi dan Pertarungan Identitas. ATAVISME. https://doi.org/10.24257/atavisme.v13i2.125.137-148

Aryandari, C. (2019). “Ora Minggir Tabrak” Electronic Dance Music (EDM), a Montage of The Time-Image. Journal of Urban Society’s Arts. https://doi.org/10.24821/jousa.v5i2.2185

Bouvier, H. (2002). Lèbur!: Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hidayat, A. R. (2013). Makna Relasi Tradisi Budaya Masyarakat Madura Dalam Perspektif Ontologi Anton Bakker dan Relevansinya Bagi Pembinaan Jati Diri Orang Madura. Jurnal Filsafat. https://doi.org/10.22146/jf.13155

Hidayatullah, P. (2015). Musik Adaptasi Dangdut Madura. Resital : Jurnal Seni Pertunjukan.

Hidayatullah, P. (2017a). Dangdut Madura Situbondoan. Yogyakarta: Diandra Kreatif.

Hidayatullah, P. (2017b). Ghending Dangdut: Artikulasi Budaya Masyarakat Madura dalam Seni Tabbhuwan. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v18i3.2244

Hidayatullah, P. (2017c). Panjhâk Sebagai Agen Pengembang Karakter Budaya dalam Masyarakat Madura di Situbondo. Jantra, 12(2), 139–151.

Hidayatullah, P. (2017d). The dynamic phenomena of strékan music from colonial to contemporary era in Situbondo. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 17(1), 1–12. https://doi.org/10.15294/harmonia.v17i1.9398

Hidayatullah, P. (2018). Pengalaman Relijiusitas Dalam Teater Tradisional Masyarakat Madura di Situbondo. Patrawidya, 19(3), 301–320.

Jones, C. S. (2007). Understanding Basic Music Theory. Texas: Rise University.

Mistortoify, Z. (2014). Pola Kelleghan dan Teknik Vokal Kejhungan Representasi Ekspresi Budaya Madura dan Pengalaman Estetiknya. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta, 15(1), 1–17.

Mistortoify, Z., Haryono, T., Simatupang, L. L., & Ganap, V. (2013). Kèjhungan: Gaya Nyanyian Madura dalam Pemaknaan Masyarakat Madura Barat pada Penyelenggaraan Tradisi Rèmoh. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v11i1.488

Prasetya, H. B., Haryono, T., & Simatupang, L. L. (2016). Habitus, Ngêng, dan Estetika Bunyi Mlèsèt dan Nggandhul pada Karawitan. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya. https://doi.org/10.17510/paradigma.v1i2.11

R.M. Surtihadi, & Surtihadi, R. M. (2014). Instrumen Musik Barat dan Gamelan Jawa dalam Iringan Tari Keraton Yogyakarta. Journal Of Urbarn Society’s Arts, 1(1), 27–43.

Rifai, M. A. (2007). Manusia Madura: Pembawaan, Prilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media.

Rochana, T. (2012). ORANG MADURA: SUATU TINJAUAN ANTROPOLOGIS. Humanus. https://doi.org/10.24036/jh.v11i1.622

Salim, A. (2013). Adaptasi Pola Ritme Dangdut pada Ansambel Perkusi. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v11i2.505

Setiawan, A., Suyanto, S., & Nugraha Ch. R., W. (2018). Jula-Juli Pandalungan dan Surabayan Ekspresi Budaya Jawa-Madura dan Jawa Kota. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan. https://doi.org/10.24821/resital.v18i1.2232

Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sumarsam. (2016). Soal-Soal Masa Lampau dan Kini Seputar Hibriditas Musik Jawa-Eropa: Gending Mares dan Genre-Genre Hibrid Lain. In B. Barendregt (Ed.), Merenungkan Gema: Perjumpaan Musikal Indonesia-Belanda. Jakarta: KITLV bekerjasama dengan Yayasan Obor.

Supanggah, R. (2002). Bothekan Karawitan I. Surakarta: MSPI.

Weintraub, A. N. (2012). Dangdut: Musik, Identitas, dan Budaya Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Widodo. (2015). Laras in Gamelan Music’s Plurality. Harmonia: Journal of Arts Research and Education. https://doi.org/10.15294/harmonia.v15i1.3695

Wiyata, L. (2013). Mencari Madura. Jakarta: Bidik-Phronesis Publishing.

Yulianto, F. (2005). Estetika dalam Wacana Posmodernitas: Kritik Jean- François Lyotard atas Rasionalisme Formalisme Jürgen Habermas. In M. Sutrisno (Ed.), Teks-Teks Kunci Estetika : FIlsafat Seni. Yogyakarta: Galangpress.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v21i1.3995

Article Metrics

Abstract view : 415 times
PDF - 274 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.