Lakon Laire Antasena: Konsep ”Jembar Tanpa Pagut” dalam Tradisi Wayang Ngayogyakarta
Abstract
Antansena adalah putra Dewi Urangayu, salah satu istri Bima. Dia adalah karakter yang unik di dunia wayang
Ngayogyakarta. Sebagai seorang ksatria Pandawa, Antasena mewakili kekuatan dan kebijaksanaan, rendah hati, dan
unik. Dia memiliki perilaku yang aneh terhadap saudara yang lain. Dia tidak pernah berkata sopan kepada siapa
pun, seperti Bima, ayahnya. Dia memiliki karakter yang khas yang tidak ditemukan dalam tradisi Mahabharata atau
tradisi wayang lainnya. Keberadaannya dilengkapi dengan karakternya, sejarah, dan kehidupan dari lahir sampai
mati di dunia. Antasena yang benar-benar dibuat untuk menempatkan ide. Melalui mitologi wayang, karakter
Antasena dari aspek kedatangannya adalah identifi kasi laut sebagai budaya Jawa akan menjelaskan konsep ’Jembar
Tanpa pagut’, kualitas jiwa yang harus dibangun oleh orang Jawa untuk menghadapi kehidupan. Melalui hubungan
analogi tersebut, kehidupan nyata orang Jawa harus memahami diri mereka ke tempat itu.
Kata kunci: Antasena, wayang, konsep ’jembar tanpa pagut’
ABSTRACT
The Antasena Play: ”Jembar Tanpa Pagut” Concept in Wayang Ngayogyakarta Tradition. Antansena was Dewi Urangayu’s son, one of Bima’s wives. He was a unique character in Ngayogyakarta wayang world. As a Pandawa knight, Antasena represented a powerful, wise, low-profi le but unique knight. He had such an odd behavior against his other brothers’. He never said politely to anyone, just like Bima, his father. He is the specifi c character in Ngayogykarata wayang tradition, because it will not be found in Mahabharata tradition or other wayang traditions. His existence comes with his character, history, and life from birth to death in wayang world. As a culture, Antasena is absolutely made for placing an idea. Through wayang mythology, a mean in Antasena character from his coming aspect is an identifi cation of ocean as Javaneses culture would explain the concept of ‘jembar tanpa pagut’, a soul quality which must be built by Javaneses to face life. Through such analogy relation, Indonesian’s real life (especially Javaneses) should understand themselves to place it.
Keywords: Antasena, ocean aspect, ”jembar tanpa pagut” concept, life quality perfection leading.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24821/resital.v12i1.465
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.