Rim-ba: Karya Tari Hasil Refleksi Kehidupan Suku Anak Dalam

Sarjiwo Sarjiwo, Widyanarto Widyanarto

Abstract


Karya tari “Rim-ba” merupakan hasil dari refl eksi penata tari terhadap kehidupan Suku Anak Dalam (Orang Rimba) di Bukit Duabelas Propinsi Jambi. Hutan yang menjadi habitat dan tempat bernaung Suku Anak Dalam semakin sempit areanya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penebangan liar (illegal logging) maupun perluasan lahan perkebunan sawit. Tema yang diangkat dalam garapan karya tari ini adalah perjuangan hidup orang rimba. Bentuk penyajiannya simbolis representasional yang terbagi dalam empat adegan, yaitu adegan satu (introduksi) tentang keterbelakangan, adegan dua tentang ritus orang rimba, adegan tiga tentang aktivitas mata pencaharian orang rimba, dan adegan empat tentang perusakan rimba. Karya tari ini didukung oleh empat orang penari. Gerak tari berorientasi pada perilaku kehidupan sehari-hari orang rimba. Musik pengiring merupakan musik hasil editing secara digital dengan software nuendo dengan memasukkan unsur suara vocal. Tata rupa pentas berdasar
pada atmosfi r suasana hutan, meliputi property instalasi kayu, akar sulur gantungan dan dedaunan. Busana yang
dikenakan menyerupai busana asli Suku Anak Dalam yang sudah dimodifi kasi. Sedangkan tata cahaya yang
digunakan berorientasi pada nuansa cahaya alam.

Kata kunci: rimba, suku anak dalam, bukit duabelas

ABSTRACT
“Rim-ba”: A Dance refl ecting the Life of Anak Dalam Tribe. Rimba dance is the result of the choreographer’s
refl ection on the life of Anak Dalam tribe (forest people / Orang Rimba) in Bukit Duabelas, Jambi province. The forest
which is the habitat of the tribe is shrinking. This is due to the illegal logging and palm oil agriculture expansion. The
theme of the dance is about the struggle of forest people in their life. The symbolic, choreographic representation is divided
into four acts; the fi rst act introduces the underdeveloped condition of the people; the second act shows the rituals practiced by the forest people; the third act shows how the forest people earn their living; and the fi nal act visualizes the forest destruction. The dance is performed by four dancers. The dance movement orientates on the daily behaviors of the forest
people. The accompanying music is composed and edited digitally by applying nuendo software and inserting vocal element in the software. The stage decoration shows a forest setting which includes wooden property, hanging roots and leaves. The dancers’ costumes resemble the original clothes of Anak Dalam tribe along with some modifi cations, whereas the lighting arrangement is based on natural lighting nuance.

Key words: anak dalam dance, bukit duabelas


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v12i2.489

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.