Keprakan dalam Pertunjukan Wayang Gaya Yogyakarta: Studi Kasus Pementasan Ki Hadi Sugito

Ign. Nuryanta Putra, Hanggar B. Prasetya, Sunyata -

Abstract


Keprakan adalah bunyi yang dihasilkan oleh cempala tangan atau cempala kaki yang dipukulkan pada kotak wayang dalam pertunjukan wayang. Keprakan menjadi bagian dari karawitan pedalangan dan memiliki peran penting dalam membangun estetika pertunjukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami teknik dan pola keprakan dalam pertunjukan wayang. Data diperoleh melalui pengamatan pada dua puluh pertunjukan wayang yang dipergelarkan oleh Ki Hadi Sugito. Analisis musikal dilakukan dengan cara melihat hubungan antara keprakan dengan jenis gending dan suasana adegan yang diciptakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bunyi keprak memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai penanda atau aba-aba dari dalang kepada para pengrawit dan memberikan suasana dramatik sehingga pertunjukan terasa hidup. Pola keprakan terbentuk dari dua unsur yaitu neteg dan mlatuk. Dari dua pola ini berkembang pola permainan lainnya seperti mbanyu tumetes, ngeceg, nisir, nduduk, dan geter.

 

Keprakan in Yogyakarta Wayang Style: A Case Study on Ki Hadi Sugito’s Wayang Performance. Keprakan is the sound produced by hand or foot cempala slapped on the puppets box in a wayang performance. Keprakan becomes part of the music for wayang and has an important role in building a performing aesthetic. This study aims to describe and understand the keprakan techniques and patterns in wayang performance. The data are obtained through observations on twenty of Ki Hadi Sugito’s  wayang performances. The musical analysis is done by looking at the relationship between keprakan with the musical types and the created atmosphere scene. Based on this study, it can be concluded that the keprak sound has two main functions, namely as signs or clues from the puppet master to the musicians, and to provide a dramatic atmosphere. Keprakan pattern is formed of two elements, namely neteg and mlatuk. Of these two patterns produce other patterns such as mbanyu tumetes, ngeceg, nisir, nduduk, and geter.


Keywords


keprakan, dhodhogan, estetika wayang, Hadi Sugito, karawitan, keprakan, dhodhogan, wayang aesthetic, Hadi Sugito, gamelan for wayang

Full Text:

PDF

References


Becker, Judith. 1979. “Time and Tune in Java” dalam A. L Becker dan Aram A. Yengoyan (eds), The Imagination of Reality, New Jersey: 1979. pp. 197 - 210

____________. 2004. Deep Listeners: Music, Emotion, and Trenching. Bloomington: Indiana University Press.

Benamou, Marc. 2010. Rasa: Affect and Intuition Javanese Musical Aesthetics. New York: Oxford University Press.

Brinner, Benjamin. 2008. Music in Central Java. New York: Oxford University Press

Mudjanattistomo, RM., dkk. 1977. Pedhalangan Ngayogyakarta. Yogyakarta: Habirandha.

Prasetya, Hanggar Budi. 2011. Ki Hadi Sugito: Guru Yang Tidak Menggurui. Yogyakarta: BP ISI

________________________ . 2013. ”Mleset dan Nggandhul dalam Karawitan Pedalangan Gaya Yogyakarta: Tinjauan Budaya, Karawitanologi, dan Fisika Bunyi” [Disertasi]. Yogyakarta: Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Putro, Ign. Nurtanto., Hanggar B. Prasetya, dan Sunyata. 2013. ”Keprakan dan Dhodhogan Hadisugitan dalam Membentuk Estetika Pedalangan Gaya Yogyakarta” [Laporan Penelitian] Hibah Bersaing. Jakarta: DP2M Dikti

Soetarno, Sunardi, dan Sudarsono. 2006. Estetika Pedalangan. Surakarta: ISI Surakarta

Hadiprayitno, Kasidi. 2004. Teori Estetika Untuk Pedalangan. Yogyakarta: BP ISI.

Weis, Sarah. 2003. “Embodiment and Aesthetics in Javanese Performance” dalam Asian Music, Spring/Summer 2003, pp. 29-45

Audio

Sugito, Hadi. 2006. Lakon Abimanyu Gugur. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2006. Lakon Anoman Lahir. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2006. Lakon Antareja Mbalela. (Pita Kaset). Fajar

_________. 2006. Lakon Antasena Lahir. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2007. Lakon Antasena Ngraman. (Pita Kaset). Kusuma Recording

_________. 2007. Lakon Antasena Rabi. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2007. Lakon Bagong Ratu. (Pita Kaset). Fajar

_________. 2007. Lakon Baladewa Tlaga. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2007. Lakon Cakraningrat. (Pita Kaset). Fajar

_________. 2007. Lakon Durna Picis. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2007. Lakon Gathutkaca Gugur. (Pita Kaset). Fajar

_________. 2007. Lakon Gathutkaca Sungging. (Pita Kaset). Fajar

_________. 2008. Lakon Irawan Lahir. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Karna Mbalela. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Kresna Duta. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Narayana Ratu. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Palasara Krama. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Semar Mbangun Kahyangan. (Pita Kaset). Kusuma Recording

_________. 2008. Lakon Suryatmaja Maling. (Pita Kaset). Dahlia

_________. 2008. Lakon Wisanggeni Gugat. (Pita Kaset). Kusuma Recording




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v15i2.853

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.