AKTIVITAS WARIA DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS
Abstract
Waria merupakan bentuk kehidupan manusia yang cukup aneh, secara fisik mereka adalah lakilaki
normal memiliki alat kelamin yang normal tetapi secara psikis mereka merasa dirinya
perempuan, waria merupakan bagian dari masyarakat yang mengalami proses sosial disosiatif
yaitu proses yang ditandai adanya suatu pertentangan yang bergantung pada unsur-unsur budaya
yang menyangkut struktur masyarakat dan sistem nilai-nilainya. Kehadiran mereka ditengahtengah
masyarakat belum sepenuhnya diterima, keadaan mereka dianggap sebagai perilaku yang
menyimpang tidak jarang mereka diperlakukan seperti orang aneh yang patut ditertawakan,
dicemooh, dikucilkan karena dianggap tidak normal hal ini yang membuat ruang gerak yang
dimiliki kaum waria sangatlah sempit dalam menuntut hak-haknya. Meskipun jumlah waria
tidak terlalu besar, namun dalam beberapa hal dunia mereka telah mendatangkan problem yang
tidak sederhana, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pekerja
seks komersial. Penyebab dari waria transeksual masih menjadi perdebatan, apakah disebabkan
oleh kesalahan dalam pertumbuhan psikis seseorang, atau karena bawaan sejak lahir, sementara
dari medis disebabkan karena kromosom yang tidak seimbang. Berbagai macam perspektif yang
digunakan untuk meneliti kaum waria tidaklah cukup untuk dijadikan suatu kesimpulan.
Sebagai seorang transeksual, keindahan tubuh menjadi bagian terpenting dalam penampilan
sehari-hari hal ini didasari atas satu realitas bahwa secara biologis tubuh mereka ditandai dengan
ciri fisik laki-laki padahal dunia mereka adalah dunia yang dipersentasikan dalam perilaku
perempuan, sehingga tentunya akan ada upaya merubah dari citra laki-laki menjadi citra sosial
sebagaimana perempuan.
Mengacu kepada pokok permasalahan perilaku waria, kemudian dijadikan sebagai ide dasar
dalam penciptaan karya lukis. Penggambaran atau visualisasi ide menerapkan teknik kerok
dengan beberapa karakter tekstur yang berbeda-beda, menggunakan objek tunggal sebagai pusat
perhatian dengan mengolaborasikan beberapa unsur rupa seperti simbol, gesture, dan teks secara
realistis pada setiap karya tujuannya agar mempermudah maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan. Selain itu penggunaan warna-warna terang mendominasi pada setiap karya
tujuannya untuk menyelaraskan karakter feminim yang dimiliki waria dengan begitu visual yang
dihadirkan akan terlihat harmonis.
Kata Kunci : Waria, Transeksual, Perilaku menyimpang, Permasalahan sosial, Gangguan
Psikologis, Seni lukis, Teknik Kerok, Objek Tunggal.
normal memiliki alat kelamin yang normal tetapi secara psikis mereka merasa dirinya
perempuan, waria merupakan bagian dari masyarakat yang mengalami proses sosial disosiatif
yaitu proses yang ditandai adanya suatu pertentangan yang bergantung pada unsur-unsur budaya
yang menyangkut struktur masyarakat dan sistem nilai-nilainya. Kehadiran mereka ditengahtengah
masyarakat belum sepenuhnya diterima, keadaan mereka dianggap sebagai perilaku yang
menyimpang tidak jarang mereka diperlakukan seperti orang aneh yang patut ditertawakan,
dicemooh, dikucilkan karena dianggap tidak normal hal ini yang membuat ruang gerak yang
dimiliki kaum waria sangatlah sempit dalam menuntut hak-haknya. Meskipun jumlah waria
tidak terlalu besar, namun dalam beberapa hal dunia mereka telah mendatangkan problem yang
tidak sederhana, fakta menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pekerja
seks komersial. Penyebab dari waria transeksual masih menjadi perdebatan, apakah disebabkan
oleh kesalahan dalam pertumbuhan psikis seseorang, atau karena bawaan sejak lahir, sementara
dari medis disebabkan karena kromosom yang tidak seimbang. Berbagai macam perspektif yang
digunakan untuk meneliti kaum waria tidaklah cukup untuk dijadikan suatu kesimpulan.
Sebagai seorang transeksual, keindahan tubuh menjadi bagian terpenting dalam penampilan
sehari-hari hal ini didasari atas satu realitas bahwa secara biologis tubuh mereka ditandai dengan
ciri fisik laki-laki padahal dunia mereka adalah dunia yang dipersentasikan dalam perilaku
perempuan, sehingga tentunya akan ada upaya merubah dari citra laki-laki menjadi citra sosial
sebagaimana perempuan.
Mengacu kepada pokok permasalahan perilaku waria, kemudian dijadikan sebagai ide dasar
dalam penciptaan karya lukis. Penggambaran atau visualisasi ide menerapkan teknik kerok
dengan beberapa karakter tekstur yang berbeda-beda, menggunakan objek tunggal sebagai pusat
perhatian dengan mengolaborasikan beberapa unsur rupa seperti simbol, gesture, dan teks secara
realistis pada setiap karya tujuannya agar mempermudah maksud dan tujuan yang ingin
disampaikan. Selain itu penggunaan warna-warna terang mendominasi pada setiap karya
tujuannya untuk menyelaraskan karakter feminim yang dimiliki waria dengan begitu visual yang
dihadirkan akan terlihat harmonis.
Kata Kunci : Waria, Transeksual, Perilaku menyimpang, Permasalahan sosial, Gangguan
Psikologis, Seni lukis, Teknik Kerok, Objek Tunggal.
DOI: https://doi.org/10.24821/srs.v0i0.178
Article Metrics
Abstract view : 246 timesRefbacks
- There are currently no refbacks.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Jl. Parangtritis KM 6,5 Yogyakarta
email: lib@isi.ac.id website: http://lib.isi.ac.id