MEMBANGUN KEDALAMAN RUANG SEBAGAI REPRESENTASI KONFLIK INTERNAL DALAM PENYUTRADARAAN FILM FIKSI “HUMA AMAS”

Muhammad Al Fayed, Dyah Arum Retnowati, Raden Roro Ari Prasetyowati

Abstract


ABSTRAK

Film fiksi atau film cerita adalah suatu film yang biasa digunakan untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat setiap harinya. Film fiksi “Huma Amas” ini bertujuan untuk menyuarakan isu yang terjadi di Kalimantan Timur yaitu tentang lingkungan dan masyarakat kecil khususnya daerah sekitar tambang batubara.

Karya film fiksi ini dalam visualisasinya menggunakan kedalaman ruang (depth of field) yang berbeda-beda sebagai representasi konflik internal tokoh utama. Hal ini bertujuan untuk memberikan impresi, makna, nuansa, emosional karakter dan memberikan penekanan konflik tokoh utama. Objek yang diangkat dalam karya film fiksi ini adalah masalah seorang petani yaitu Pak Yusni yang harus mengalami kebimbangan dan harus memilih untuk menjual tanah sawahnya kepada pihak tambang batubara atau mempertahankannya demi harta warisan keluarga.

Kedalaman ruang (depth of field) dan focal length pada lensa juga ikut meningkat dari penggunaan focal length 16mm hingga 200mm. Meningkatnya focal length pada lensa dapat memberikan efek ilusi depth yang diciptakan dari lensa.

 

Kata Kunci : Penyutradaraan, Kedalaman Ruang, Konflik Internal, Film Fiksi.


Full Text:

PDF

References


DAFTAR PUSTAKA

Boggs, Joseph M. terjemahan Asrul Sani. 1992. Cara Menilai Sebuah Film (The Art of Watching Film). Jakarta: Yayasan Citra.

Bordwell, David. Thompson, Kristin. 2008. Film Art: An Introduction. New York: McGraw-Hill.

Brown, Blain. 2012. Cinematography: theory and practive image making for cinematographers and directors. Oxford: Focal Press.

Harymawan, RMA. 1986. Dramaturgi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Lewin, K. 1948. The special case of Germany. In Lewin, G. W. (Ed.), Resolving Social Conflict. London: Harper & Row.

Livingstone, Don. 1968. Film and Director. Newyork : Capricorn Book.

Marseli, Sumarno. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Grasindo.

Mascelli, Joseph V. 2010. Lima Jurus Sinematografi. Jakarta: Fakultas Film dan Televisi IKJ.

Mercado, Gustavo. 2011. The Filmmaker’s Eye. Oxford: Focal Press.

Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera.

Jakarta: Grasindo.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

______, 2017. Memahami Film Edisi 2. Yogyakarta: Montase Press.

Ramadhan, Rakhmad Maulana. “Dinamisasi Shot Pada Sinematografi Film Sedeng Sang” Skripsi Karya Seni S1, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2016.

Seger, Linda. 1987. Making a good script great. New York: Samuel French Trade.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sumarthana. 1983. Anekdot-anekdot Dalam Kehidupan Sehari-hari, Jakarta: Sinar Buana Pers.

Suwarsono, A.A. Pengantar Film. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta, 2010.

Ward, Peter. 2003. Picture Composition for Film and Television Second Edition. Oxford: Focal Press.

Zoebazary, Ilham. 2010. Kamus Istilah Televisi & Film. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Tama




DOI: https://doi.org/10.24821/sense.v3i1.5093

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Sense : Journal of Film and Television Studies



View My Stats.


Creative Commons License
This work is licensed under a 
Creative Commons Attribution 4.0 International License.