Pergeseran Nilai Guna Perisai Suku Dayak Kalimantan Timur dalam Penyutradaraan Film Dokumenter “Talawang” dengan Gaya Interaktif
Abstract
ABSTRAK
Talawang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama perisai. Talawang merupakan salah satu perlengkapan perang yang digunakan pada masa lampau sebagai alat pertahanan diri dari serangan lawan maupun hewan buas, dan dipergunakan dalam suasana terdesak. Namun, di masa sekarang ini Talawang mengalami pergeseran nilai guna. Film dokumenter “Talawang” merupakan film dokumenter dengan gaya interaktif yang memberikan informasi melalui statment-statment dari para narasumber dan didukung dengan visual yang terjadi di lapangan mengenai bagaimana perisai suku Dayak mengalami pergeseran nilai guna di Kalimantan Timur. Film ini dituturkan dalam bentuk struktur bertutur tematis dimana film dikemas dalam bentuk fakta-fakta yang muncul di lapangan, kemudian dibagikan kepada khalayak sebagai informasi dan pengetahuan baru yang menarik. Penerapan gaya interaktif dan struktur bertutur tematis dalam film dokumenter “Talawang” menghasilkan karya yang menunjukkan bagaimana perisai suku Dayak yang awalnya berfungsi sebagai alat perang, mengalami pergeseran nilai guna di masa sekarang. Film dokumenter ini juga memberikan informasi dan pengetahuan kepada penonton mengenai sejarah dan keberadaan perisai di masa sekarang.
Kata kunci: Dokumenter, Interaktif, Pergeseran Nilai, Talawang
Full Text:
PDFReferences
Ayawaila, Gerzon R. 2008. Dokumenter: Dari Ide Sampai Produksi.
Jakarta: FFTV-IKJ Press.
Bidang Kesenian. 1982. Cetak Ulang Kumpulan Naskah Kesenian 1976.
Samarinda: Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Kalimantan Timur.
Boas, Franz. 1955. Primitive Art.New York: Dover Publications Inc.
Bordwell, David dan Kristin Thompson. Film Art: An Introduction Eight Edition. New York: McGraw Hill. 2008.
Brown, Blain. 2012. Cinematography: Theory and Practice: Image Making for Cinematographers and Directors Second Edition. USA: Focal Press.
Coomans, Mikhail. 1987. Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, Masa Depan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana.
Hernawan. 2011, Penyutradaraan Film Dokumenter Produksi.
Bandung: ProdiTV & Film STSI Bandung.
Naratama. 2013. Menjadi Sutradara Televisi: dengan Single dan
Multicamera. Jakarta: Grasindo
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka
Reiszm Karel. Gavin Millar. 2010. The Technique of Film Editing. USA: Focal Press.
Riwut, Tjilik. 1993. Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
SP. Gustami, 1991, Dampak Modernisasi Terhadap Seni Kriya di Indonesia, Dalam Perkembangan Kesenian Kita, Soedarso Sp. (Ed) BP. ISI Yogyakarta.
Sumaatmadja, Nursid. 2000. Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.
Tanzil, Chandra, dkk. 2010. Pemula Dalam Film Dokumenter: Gampang
gampang Susah. Jakarta: In-Docs.
Wibowo, Fred. 1997. Dasar-dasar Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
DOI: https://doi.org/10.24821/sense.v4i1.5849
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Sense : Journal of Film and Television Studies
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.