PENCIPTAAN SKENARIO FILM BERTEMA ANAK AUTIS DALAM PERGAULAN SOSIAL
Abstract
Abstrak: Tujuan penciptaan karya ini adalah sebuah skenario dengan tema tindak asuh pada anak penderita autisme yang dapat mengedukasi masyarakat. Proses ini diharapakan memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang penderita autisme, terutama pada tindak asuhnya. Penderita autisme juga memiliki berbagai karakter yang unik dan kadang kala sering berubah-ubah emosinya, hal inilah yang menjadi daya tarik bagi pencipta untuk menuliskannya. Penciptaan skenario Rana Penyesalan adalah susunan yang diwujudkan dalam bentuk naskah lengkap atau skenario lepas yang berdurasi 98 menit. Penciptaan skenario film Rana Penyesalan menggunakan teori struktur tiga babak dengan metode penciptaan kreatif yang dikemukakan oleh Graham Wallas. Penciptaan skenario dengan tema tindak asuh pada anak penderita autisme dengan struktur tiga babak berusaha membuat keterikatan pada penonton, sehingga penonton mudah merasakan dan menikmati alur cerita. Skenario film ini diharapkan dapat mengedukasi penonton terkait tindak asuh pada anak penderita autisme. Konsistensi yang kuat dalam mempertahankan gagasan awal saat proses menulis cerita menjadi penting, sebab banyak sekali ide baru yang menarik yang cenderung menggoda penulis untuk menyimpang dari gagasan utama yang diangkat.
Kata kunci: skenario, edukasi, autisme, struktur tiga babak
Abstract: The purpose of this work is to create a scenario with the theme of caring for children with autism that can educate the public. This process is expected to provide education to the public about people with autism, especially in their care. People with autism also have various unique characters and sometimes often change their emotions, this is what attracts the creators to write them. The creation of the Rana Penyesalan scenario is an arrangement that is realized in the form of a complete script or a 98-minutes free-lance scenario. The screenwriter of the film Rana Penyesalan uses a three-act structure theory with the creation method proposed by Graham Wallas. The creation of a scenario with the theme of caring for children with autism with a three-act structure tries to create an attachment to the audience so that the audience can easily feel and enjoy the storyline. This film scenario is expected to educate the audience regarding parenting for children with autism. Strong consistency in maintaining the initial idea during the writing process is important because there are so many interesting new ideas that tempt the writer to deviate from the main idea raised.
Keywords: Scenario, education, autism, three-act structure
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Ajidarma, Seno Gumira. (2000). Layar Kata. Yayasan Bentang Budaya.
Butar Butar, P. A. (2019). Visualisasi Sudut Pandang Pada Tokoh Sebagai Pembangun Cerita Dalam Penyutradaraan Film “FAMILIA.” Computers in Human Behavior (Vol. 63, Issue May).
Damayanti. (2006). Psikologi Seni. Kiblat Buku Utama.
Dewojati, C. (2012). Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Javakarsa Media.
Elsabbagh, M., Divan, G., Koh, Y. J., Kim, Y. S., Kauchali, S., Marcín, C., Montiel-Nava, C., Patel, V., Paula, C. S., Wang, C., Yasamy, M. T., & Fombonne, E. (2012). Global Prevalence of Autism and Other Pervasive Developmental Disorders. Autism Research, 5(3), 160–179. https://doi.org/10.1002/aur.239
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penulis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
Lestari, D. D., & Sopingi, S. (2018). Hubungan Tindak asuh Orangtua dan Kemandirian Anak Autis. Jurnal ORTOPEDAGOGIA, 4(1), 39–42. http://journal2.um.ac.id/index.php/jo/article/view/4404%0A
Luluk. (2020). Persepsi Keluarga Terhadap Anak Bermasalah. www.makalahanakautis.com
Luters, E. (2010). Kunci Sukses Menulis Skenario. PT Gramedia.
Misbach. (2006). Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Pustaka Jaya.
Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.
Nurhadi, Dawud, Y. P. (2007). Bahasa Indonesia : untuk SMP Kelas IX. Erlangga.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Homerian Pustaka.
Putri, O. P. (2019). Penulisan Skenario Film Fiksi “Ciptabirawa” Dengan Penerapan Inner Conflict Untuk Meningkatkan Spiritual. Computers in Human Behavior.
Set, Sony (2003). Menjadi Penulis Skenario yang Profesional. Grasindo.
Setyaningsih, W. (2015). Hubungan tindak asuh orang tua dengan perkembangan sosial anak autisme. 123–129.
Sumiyadi; Ida Widia. (1995). Apresiasi Drama Dan Pembelajarannya. 1–25.
Suwasono, A. A. (2014). Pengantar Film. Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Wibowo, P. N. H. (2006). Penciptaan Skenario Film Sekar yang diambil dari kisah- kisah penderita HIV/AIDS.
Wibowo, P. N. H. (2015). Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer Sebagai Dasar Penciptaan Skenario. REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Dan Animasi, 11(1), 53. https://doi.org/10.24821/rekam.v11i1.1291
Wibowo, P. N. H. (2020). Lomban Jepara sebagai Inspirasi Penciptaan Film. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 3(2), 173–181.
Widianita, D. (2009). Tugas Script Writter Dalam Penulisan Naskah Feature DII PH Media Visitama Communication.
World Health Organization. (2020, Mei 15). Autism Spectrum Disorders. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders.
Yuwono, J. (2009). Memahami Anak Autisme. CV Alfabeta.
DOI: https://doi.org/10.24821/tnl.v18i2.5718
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.