MENYOAL SAMPAH DI ATAS SAMPAH: KARYA SENI MURAL ADIT DOODLEMAN SEBAGAI BENTUK KRITIK "JOGJA DARURAT SAMPAH" MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Abstract

Dewasa ini seniman jalanan khususnya mural memiliki beragam pilihan ruang untuk berkarya. Maraknya pameran yang diselenggarakan oleh galeri ataupun art space, membuat ruang jalanan seperti tembok, jembatan, ataupun bangunan kosong tidak ‘selantang’ pada masa tahun 2000an. Namun, di akhir tahun 2023, ruang di beberapa titik kota Yogyakarta kembali dibuat riuh. Keriuhan ini nampak berbeda dengan sebelumnya yang bersumber dari tumpukan sampah yang bersuara. Adit doodleman menandai tumpukan sampah yang menggunung imbas penutupan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Piyungan mulai tanggal 23 Juli 2023 hingga 5 September 2023. Adit menggambarkan identitas doodlenya menggunakan cat semprot dan merekam aksinya untuk di unggah melalui Instagram. Unggahan dengan keterangan sarkas bernada kritik sosial ini mempertegas seruan-seruan yang membuka wacana sekaligus menggerakkan massa untuk menekan kebijakan pemerintah kota dan juga menyadarkan untuk peduli terhadap lingkungan. Unggahan Adit yang menjadi viral berdampak pada kepercayaan warga yang kemudian sedikit direspon oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi strategi komunikasi dalam proses penyampaian pesan kritik yang kreatif, serta memaparkan peran seni mural dalam masyarakat di era digital, bahwa bentuk seni yang bersifat kritik memiliki podium serta cara yang berbeda dalam menyalurkannya.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, wawancara, observasi, dan studi pustaka.