Busana Sultan Hamengku Buwono IX dalam Perspektif Integrasi Struktural

Fitri Nuraeni

Abstract


Sultan Hamengku Buwana IX merupakan seorang raja keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang melewati tiga zaman, antara lain: masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, masa pemerintahan Jepang, dan setelah Indonesia merdeka. Ia juga ikut andil dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia, salah satunya menjadi Wakil Presiden pada masa pemerintahan Presiden Suharto. Selain itu sejak usia empat tahun ia (Dorodjatun) telah tinggal bersama keluarga Belanda dan kemudian melanjutkan pendidikan di Negeri Belanda. GRM. Dorodjatun memiliki latar belakang kehidupan dan perjalanan hidup yang menarik, sehingga penulis tertarik untuk menjadikannya objek material dalam penelitian kualitatif ini. Rumusan masalah akan dibatasi pada busana Sultan Hamengku Buwana IX, sehingga dapat mengetahui busana apa saja yang dikenakan oleh Sultan Hamengku Buwana IX dan wujud dari busana tersebut.

Objek formal dalam penelitian ini adalah perspektif Integrasi Struktural. Perspektif tersebut digunakan untuk mengurai busana Sultan Hamengku Buwono IX hingga bagian terkecil. Integrasi Struktural biasa diwujudkan dalam bentuk skematika yang penerapannya berisi alur berpikir penulis. Skema tersebut membantu dalam pembatasan masalah, pengumpulan data, dan pengelompokkan data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Studi pustaka dengan mencari data baik dari buku, foto, maupun jurnal. Adapun studi lapangan dengan observasi dan wawancara.Segala sesuatu mengenai busana Sultan Hamengku Buwono IX akan dikaji menggunakan perspektif Integrasi Struktural.

Penerapan perspektif Integrasi Struktural membuat kategorisasi busana Sultan Hamengku Buwono IX menjadi terstruktur. Kategorisasi mengenai jenis-jenis busana dan wujudnya dapat menjadi lebih mudah diselesaikan. Secara garis besar, busana Sultan Hamengku Buwono IX diklasifikasikan menjadi busana keraton dan busana nonkeraton.


Keywords


busana, Sultan Hamengku Buwono IX, Integrasi Struktural

Full Text:

PDF

References


Atmakusumah. 1982. Tahta untuk Rakyat Celah-Celah Kehidupan Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Jakarta: PT Gramedia.

Condronegoro, Mari S. 1995. Busana Adat 1877-1937 Kraton Yogyakarta: Makna dan Fungsi dalam Berbagai Upacara. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Noerhadi, Inda Citraninda. 2012. Busana Jawa Kuno, Jakarta: Komunitas Bambu.

Nordholt, Henk Schulte. 2005. Outward Appearances A Dressing State and Society in Indonesia, KITLV, 1997, Terj. Outward Appearances Trend, Identitas, Kepentingan (M. Imam Azis). Yogyakarta: Lkis.

Raap, Olivier Johannes. 2013. Pekerdja di Djawa Tempo Doeloe. Yogyakarta: Galang Pustaka.

Raap, Olivier Johanne2013. Soeka-Doeka di Jawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Ricklef, M.C. 2002. Jogjakarta under Sultan Mangkubumi 1749-1792 A History of the Division of Java, Oxford University Press, Ely House, London W. 1, 1974, Terj. Yogyakarta di bawah Sultan Mangkubumi 1749-1792 Sejarah Pembagian Jawa (Hartono Hadikusumo dan E. Setiyawati Alkhatab) Yogyakarta: Matabangsa.

Suyanto, A.N., Sejarah Batik Yogyakarta, Yogyakarta: Rumah Penerbitan Merapi, 2002.

Daftar Laman

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_Kepangkatan_Tentara_Nasional_Indonesia_Angkatan_Darat

https://naratasgaroet.net/2014/10/03/seragam-knil-made-in-garoet/

https://www.kratonjogja.id

Daftar Narasumber

KRT. Purwo Winoto Penghageng II Tepas Purwo Aji Laksono atau Kepala Rumah Tangga dan Protokoler HB X pada 25 Juni 2018

KRT. Rintaiswara Penghageng Tepas Widya Budaya pada 16 Juli 2018

KRT. Waseso Winoto Penghageng Tepas Kridhomardhowo




DOI: https://doi.org/10.24821/ars.v21i3.2904

Article Metrics

Abstract view : 740 times
PDF - 881 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

visitor visitor