Desain Interior pada Akomodasi Nomadic Tourism dalam Perspektif Postmodern
Abstract
Nomadic tourism adalah wisata yang bersifat temporary baik dari segi akses atau amenitasnya. Sasaran utama dari nomadic tourism adalah backpackers yang didominasi oleh kaum milenial. Hal ini sejalan dengan jiwa milenial yang cenderung fleksibel, senang mencari pengalaman baru dan menyukai kepraktisan, sehingga pilihan wisata nomadic tourism mampu dijadikan peluang yang baik untuk kemudahan berwisata. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa pengaruh cara berwisata nomadic terhadap akomodasi desain interior dari perspektif post modern. Budaya postmodern mengacu pada konsep nomadic tourism yang ringan dan sederhana. Desain interior pada amenitas ini menerapkan pola desain interior minimalis tanpa mengurangi kenyamanan pemakai aktivitas.Perabotan secara lengkap terdapat pada semua ruang dari fasilitas tidur, bersantai, bekerja, fasilitas mandi cuci, dapur bahkan fasilitas hiburan seperti perangkat televisi. Ruangan didesain multifungsi dengan mengambil ukuran minimal dengan sirkulasi yang memadai. Hal yang terpenting dari konsep desain interior nomadic ini adalah pada perlengkapan furniturnya yang memenuhi kriteria yang ringan, dapat dilipat, ditumpuk dan disimpan, dapat mengembang, dapat sekali pakai serta dapat didaur ulang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bramantoro, T. (2018). Jumlah Amenitas Pariwisata Bakal Didongkrak Nomadic Tourism. Diakses 1 Januari 2019 Dari. https://www.tribunnews.com/travel/2018/03/14/jumlah-amenitas-pariwisata-bakal-didongkrak-nomadic-tourism
Bungin, B. H. M. (2006). Sosiologi komunikasi: teori, paradigma, dan diskursus teknologi komunikasi di masyarakat. Language, 19(395p), 24cm.
Eventbrite-Harris Poll. (2014). Millennials: Fueling the Experience Economy. https://eventbrite-s3.s3.amazonaws.com/marketing/Millennials_Research/Gen_PR_Final.pdf
HinaYana. (2019). Tiny House Movement, Mendesain & Mengembangkan Rumah “Mungil” yang Sederhana Namun Sangat Nyaman. Diakses 30 Januari 2019 Dari. https://interiordesign.id/tiny-house-movement-mendesain-mungil-yang-sederhana-namun-sangat-nyaman
Jencks, C. (1987). The modes of architectural communication. In The language of post-modern architecture. (Vol. 54). London: Academy Editions.
Jencks, C., Branscome, E., & Szacka, L.-C. (1992). The post-modern reader. London: Academy Editions.
Kementerian Pariwisata RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Pariwisata 2015 - 2019. In Kementerian Pariwisata (Issue September 2015, pp. 1–100). http://www.kemenpar.go.id/post/rencana-strategis-2015-2019- kementerian-pariwisata
Klotz, H. (1988). The History of Postmodern Architecture (R. Donnell (ed.)). Massachusetts: MIT Press.
Kurokawa, K. (1991). Intercultural architecture: the philosophy of symbiosis. Washington: The American Institut of Architects Press.
Mahadewi, N. M. E. (2018). Nomadic Tourism, Wisata Pendidikan, Digitalisasi dan Wisata Event Dalam Pengembangan Usaha Jasa Akomodasi Homestay di Destinasi Wisata. Jurnal Kepariwisataan, 17(1), 1–13. https://doi.org/https://doi.org/10.52352/jpar.v17i1.26
Mudana, I. W. (2015). Transformasi Seni Lukis Wayang Kamasan Pada Era Postmodern di Klungkung Bali. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Sumalyo, Y. (1997). Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
United Nations. (2010). International Recommendations for Tourism Statistics - 2008. United Nations Publications.
DOI: https://doi.org/10.24821/ars.v24i2.3707
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
visitor visitor