EKSISTENSI GRUP MUSIK KERONCONG DIANTARA PENGGEMAR MUSIK DANGDUT STUDI KASUS: DESA SUKOREJO KECAMATAN TEGOWANU, KABUPATEN GROBOGAN

Dani Nur Saputra

Abstract


Perkembangan musik keroncong di desa Sukorejo, kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan mengalami pasang surut, karena struktur masyarakat pinggir Pantai Utara Jawa yang kebanyakan menyukai musik dangdut. Kehadiran grup musik Sukmo Budaya dengan warna musik keroncong ternyata mampu menarik antusiasme masyarakat Desa Sukorejo Kecamatan Tegowanu di daerah pinggir Pantai Utara Jawa. Hal tersebut sesuai dengan data pengamatan berdasarkan fenomena yang terjadi dalam masyarakat Sukorejo kabupaten Grobogan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus agar dapat secara tepat menggambarkan, mengkaji, dan menganalisa eksistensi grup musik keroncong Sukmo Budaya. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengelolaan grup, ciri khas, panggilan pentas, bentuk penyajian, tempat pentas atau panggung, tata suara, tehnik bernyanyi keroncong, penggunaan alat musik, jenis lagu keroncong dan antusias masyarakat yang mendukung eksistensi grup musik keroncong Sukmo. Selain itu temuan lain yang muncul dengan adanya eksistensi grup Sukmo Budaya ialah dampak psikis yang terlihat dari masyarakat desa yang menunjukkan respons menyenangkan sebagai bagian dari kenyamanan hidup melalui waktu luang khususnya bagi para lansia. Kroncong music development in the village Tegowanu, district Sukorejo, Grobogan experiencing ups and downs, because the structure of the coastal communities of North Java who most love music dangdut. Then comes the music group Sukmo Budaya with the kroncong music is able to attract enthusiastic villagers Sukorejo subdistrict of Tegowanu at North coast of Java. It is in accordance with the observations made by researchers on a phenomenon that exists in the society Sukorejo Grobogan. This research uses qualitative research methods with the case study approach because it aptly describes, examine, and analyze the existence of kroncong music group Sukmo Budaya. The collection of data obtained through observation, interviews, and documentation. Technique of data analysis performed using analysis techniques, by reducting the data, presenting of the data, and draw conclusions or verification. The results showed the existence of factors that support the existence of the kroncong music group Sukmo consists of a management group, hallmark, calls the stage, form of presentation, stage, sound, makeup, singing keroncong techniques, the use of a musical instrument, a type of kroncong songs and enthusiastic communities against band kroncong. Besides research results that appear with the existence of a group of Sukmo Budaya is the psychological impact seen from villagers indicating feelings happy as a part of well-being through leissure time especially for the elderly.

Keywords


eksistensi, sukma budaya, musik keroncong; existence, music group, kroncong music

Full Text:

PDF

References


Abidin, Zainal. 2006. Filsafat Manusia.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Agus Bing.2008.“Marco Manardi: Pioner Keroncong Inovatif”.dalam jurnal

Gong,edisi 05/IX/2008.

Akbar, Neo. 2013. Perkembangan Musik Keroncong di Surakarta tahun

-1970. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Budiman B.J. 1997. Mengenal Keroncong dari Dekat. Jakarta: Akademi

Musik Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta.

Djohan. 2009. Respons Emosi Musikal.Yogyakarta: Lubuk Agung.

Drijastuti. 2013. Eksistensi Keroncong dalam Musik Industri di Indonesia

Sebuah Tinjauan Kritis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,

Hardjana, S. 1983. Estetika Musik. Jakarta: Depdikbud.

Harmunah. 1997. Perkembangan Musik Keroncong di Indonesia.

Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jamalus. 1998. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik.

Jakarta:Depdikbud.

Kusbini, 1970. Sejarah Kehidupan, Perkembangan, dan Asal Usul

Keroncong Indonesia, Yogyakarta: Sanggar Olah Seni Indonesia

(SOSI).

Kusuma, Halim Perdana. 2015. Geliat Eksistensi Musik Keroncong Tugu

Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada,2013

Poerwadarminta, W.J.S. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sanjaya, Singgih. 2008. Penyusunan Aransemen dalam Musik

Keroncong. Bogor:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sari (2010) dalam ejournal.unesa.ac.id/article/15182/38/

Weiss, Mitch dan Pery. 2005. Managing Artist in Pop Music, Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Umum.

Yampolsky, Philip. 2001. Can The Traditional Arts Survive, and Should

They?.

Asian Music: Winter. Apr 2001: 71: Arts & Humanities Database Journal

pg. 175.




DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v1i2.1618

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Dani Nur Saputra



Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791

email : jurnal.invensi@isi.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

View my stat Visitors