Musik merupakan suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur musik serta ekspresi sebagai satu kesatuan. Salah satu cara penyampaian musik yaitu melalui pertunjukan musik. Namun, perkembangan teknologi membuat pertunjukan musik secara langsung menjadi semakin jarang diminati oleh para penikmat musik. Selain itu, media pertunjukan musik secara langsung juga menjadi kian sempit bagi para musisi karena fenomena keberalihan cara menikmati musik dari waktu ke waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sajakah bentuk-bentuk penyebab matinya pertunjukan musik dilihat dari teori simulakra dari Jean Paul Baudrillard serta bagaimana efek Simulakra terhadap pertunjukan musik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta menerapkan pendekatan sosiologi. Dalam penelitian ini penulis memperoleh dan mengumpulkan data dengan dua cara, yaitu pengumpulan data melalui internet dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi, seni menikmati musik melalui pertunjukan musik perlahan bergeser dan mulai hilang digantikan dengan alat-alat atau instrumen simulakra seperti kaset, CD, VCD, Youtube, RBT, dan iTunes. Selanjutnya, simulakra juga membawa dampak yang signifikan terhadap matinya pertunjukan musik yaitu salah satunya adalah dehumanisasi atau suatu kondisi dimana manusia telah meninggalkan kodratnya sebagai manusia.