SI GANJUA LALAI (KEKUATAN DAN KELEMBUTAN PEREMPUAN MINANGKABAU)

Fitriani Fitriani

Abstract


Karya tari Si Ganjua Lalai merupakan gambaran tentang perempuan Minangkabau yang selain memiliki kekuatan juga memiliki kelembutan. Si Ganjua Lalai adalah ungkapan untuk gadis Minangkabau yang menggambarkan pribadi perempuan Minangkabau yang lembut namun tegas, bijaksana dan bertindak di atas kebenaran. Karya tari Si Ganjua Lalai berawal dari rangsang visual yaitu saat mendapatkan informasi dari cerita Kaba Sabai Nan Aluih berupa pepatah “alua tataruang patah tigo, Samuik tapijak indak mati”. Dari pepatah tersebut memberitahukan bahwa perempuan Minang selain memiliki kekuatan juga memiliki kelembutan. Landasan penciptaan yang digunakan adalah kreativitas dan koreografi. Pendekatan kreativitas digunakan karena penciptaan karya seni tidak lepas dari proses berpikir dan bekerja secara kreatif. Melalui pendekatan inilah cara berpikir dan cara bekerja secara kreatif akan dibangun. Pendekatan kedua adalah koreografi, yang digunakan sebagai landasan dalam mencipta estetika tari yang meliputi gerak tubuh, komposisi, kesatuan dan harmoni, serta aspek-aspek laku dan visual lainnya. Si Ganjua Lalai dance work is a picture of Minangkabau women who besides having strength also has tenderness. Si Ganjua Lalai is an expression for the Minangkabau girl who portrays the Minangkabau female personality who is gentle yet firm, wise and acts upon the truth. Si Ganjua Lalai dance work originated from visual stimuli that is when getting information from the story of Kaba Sabai Nan Aluih in the form of the saying “alua tataruang patah tigo, Samuik tapijak indak mati ”. From the saying goes that Minang women in addition to having strength also has a tenderness. The foundation of creation used is creativity and choreography. Creativity approach is used because the creation of art cannot be separated from the process of thinking and working creatively. Through this approach the way of thinking and how to work creatively will be built. The second approach is choreography, which is used as a foundation in creating aesthetic dance that includes gestures, composition, unity and harmony, as well as other aspects of behavior and visual.

Keywords


perempuan minangkabau, kekuatan, kelembutan, si ganjua lalai; minangkabau women, strength, tenderness, si ganjua lalai

Full Text:

PDF

References


Alfajri, Rio. 2016. MERANTAU, Tinggalkan Zona Nyamanmu!. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo Kompas-Gramedia.

Arzul. 2014. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Randai Bujang Sampai di Nagari

Gunuang Rajo Kecamatan Batipuah. Padang: Universitas Negeri Padang.

Aswar, Sativa Sutan. 1999. Antakesuma Suji dalam Adat Minangkabau. Jakarta:

Djambatan.

Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: INSIST

Press.

Hadler, Jeffrey. 2010. Sengketa Tiada Putus. Freedom Institute.

Hawkins, Alma M. 2003. Moving from Within: A New Method for Dance Making atau

Bergerak menurut Kata Hati, diterjemahkan oleh I Wayan Dibia. Jakarta: MSPI.

______________. 2003. Creating through Dance atau Mencipta Lewat Tari,

diterjemahkan oleh Y. Sumandiyo Hadi, Yogyakarta: Manthili.

Hidajat, Robby. 2011. Koreografi & Kreativitas. Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni

Indonesia.

Humphrey, Doris. 1983. The Art Making of Dance. Terjemahan Sal Murgiyanto. Jakarta:

Dewan Kesenian Jakarta.

Ibrahim. 2014. Tambo Alam Minangkabau (Tatanan Adat Warisan Nenek Moyang Orang

Minang). Sumatera Barat: Kristal Multimedia.

Indrayuda. 2010. Sistem Matrilinial dan Eksistensi Tari Minangkabau dari Era Nagari,

Desa dan Kembali ke Nagari. Padang: Universitas Negeri Padang.

Martono, Hendro. 2014. Koreografi Lingkungan (Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan

Gaya Penciptaan Seniman Nusantara). Yogyakarta: Multi Grafindo.

Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender (Perempuan Indonesia dalam Perspektif

Agama, Budaya dan Keluarga). Magelang: INDONESIATERA.

Sayuti. 2011. Tau Jo Nan Ampek. Mega Sari.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2011. Koreografi: Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Cipta Media &

Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta.

Hakimy, Idrus Dt Rajo Penghulu. 1994. Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, dan

Pidato Atua Pasambahan Adat Minangkabau. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Smith, Jacqueline. 1976. Dance Composition atau Komposisi Tari, terjemahan Ben

Suharto-1985. Yogyakarta: Ikalasti.

Murgiyanto, Sal. 2015. Pertunjukan Budaya dan Akal Sehat.Fakultas Seni

Pertunjukan-IKJ:Komunitas Senrepita.

Thaib, Puti Reno Raudha. 2014. Pakaian Adat Perempuan Minangkabau. Provinsi

Sumatera Barat: BUNDO KANDUANG.

Putra,Yerri S. 2007. Minangkabau di Persimpangan Generasi. Padang: Fakultas Sastra

Universitas Andalas.




DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v2i2.1872

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Fitriani Fitriani



Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791

email : jurnal.invensi@isi.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

View my stat Visitors