Pengaruh Budaya Pandalungan pada Bentuk Penyajian Kesenian Can Macanan Kadduk (The Effect of Pandalungan Culture on Performance Forms Can Macanan Kadduk)
Abstract
Abstrak
Bentuk penyajian kesenian Can Macanan Kadduk dilatarbelakangi dari fenomena budaya yang ada di Kota Jember. Untuk membantu menemukan jawaban dari permasalahan, menggunakan pendekatan sosiologi tari yaitu mengenai kaitannya manusia dengan tari, sejarah, serta perkembangan budaya yang menghasilkan suatu kesenian yang mencerminkan wilayahnya. Namun, pendapat tersebut dapat dilihat lebih detail menjadi yang lebih spesifik. Untuk itulah penulis meminjam konsep atau pendekatan lain untuk dapat menjelaskan latar belakang yang dipengaruhi oleh budaya Pandalungan pada bentuk penyajian kesenian Can Macanan Kadduk yaitu dengan meminjam pendapat dari Clifford Gretz, adanya anggapan bahwa pengaruh dapat membawa perubahan tertentu yang menghasilkan pada elaborasi dan komplikasi struktur sosial yang telah ada dalam komunitas, dengan tetap melestarikan wujud-wujud yang ada sebelumnya. Kesenian Can Macanan Kadduk adalah kesenian rakyat yang selalu hadir di setiap upacara ruwatan di desa-desa dan arisan yang dilakukan oleh kelompok kesenian Can Macanan Kadduk di Kota Jember. Kesenian Can Macanan Kadduk mencerminkan kebudayaan yang ada dalam masyarakat Jember. Kebudayaan itu disebut Pandalungan, yaitu memiliki dua unsur, budaya Jawa dan Madura. Fenomena budaya Pandalungan, memiliki pengaruh dalam bentuk penyajian kesenian ini. Pengaruh tersebut dapat dilihat secara visual dari semua unsur-unsur pertunjukan tersebut memiliki simbol dari budaya Pandalungan.
Abstract
The form of presenting Can Macanan Kadduk's art is based on cultural phenomena in Jember city. To help find an answer to the problems, using the sociology of dance is about the relation of man to dance, history, and the development of a culture that produces art that reflects on its territory. But this opinion can be seen in more detail becomes more specific. For why the author borrowed concepts or another approach to explain the background of the presenting art that is by borrowing Can Macanan Kadduk opinion is the assumption that the influence can bring certain changes which resulted in the elaboration and complication of the social structures that already existed before. Can Macanan Kadduk art is a folk art that is always present in every ceremony ruwatan in villages and gathering done by arts groups Can Macanan Kadduk in the town of Jember. Can Macanan Kadduk's art reflect the culture that exists in Jember society? The culture is called Pendalungan, which has two cultural elements of Java and Madura. Pendalungan cultural phenomenon has some influence on the presentation of this art form. The effect can be seen as visual elements of the show to have a cultural symbol Pendalungan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hadi, Y. Sumandiyo. (2011). Koreografi: Bentuk Teknik Isi. Yogyakarta: Cipta Media.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2012). Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Hadi, Y. Sumandiyo. (2003). Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Lembaga Kajian, Pendidikan dan Humaniora Indonesia (ELKAPHI).
Koenjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Laksono, P.M. (2002). Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nazir, Moh. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Jakarta.
Sekretariat DPRD. (2007). DPRD dalam Perkembangan Kabupaten Jember. Jember: BPS Kabupaten Jember.
Sumaryono. (2011). Antropologi Tari dalam Perspektif Indonesia. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
Sutarto, Ayu dan Setya Yuwana Sodikan. (2008). Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur, sebuah Upaya Pencarian Nilai-nilai Positif. Jember: Biro Mental Spiritual Pemerintahan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Kompyawisda Jatim-Jember.
David Kaplan, Robert A Manners, Pengantar P.M Laksono. (2002). Teori Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Informan/Narasumber
Sumarto (65 tahunan). Warga Sumbersari sebagai Ketua Kelompok Kesenian Can Macanan Kadduk di Kabupaten Jember.
Suyanto (56 tahunan). Warga Kepatihan, sebagai Pawang Kesenian Can Macanan Kadduk.
Muklis (24 tahunan). Warga Tegal Boto, sebagai Penari Garuda.
DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v4i2.3226
Article Metrics
Abstract view : 0 timesPDF - 0 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Lindhiane Saputri
Editorial Address:
Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta
Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia
Telp./Fax: 0274 419791
email : jurnal.invensi@isi.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
View my stat Visitors