Estetika dan Karakteristik Keris Puthut dalam Ketubuhan sebagai Inspirasi Gerak Tari

Putri Nuur Wulansari

doi:10.24821/invensi.v9i1.8837

Estetika dan Karakteristik Keris Puthut dalam Ketubuhan sebagai Inspirasi Gerak Tari

Putri Nuur Wulansari

Abstract

Karya ini merupakan karya dalam bentuk dance film dengan pijakan gerak abstrak untuk menggambarkan setiap adegan. Judul karya ini adalah Mandhita, kata tersebut diambil dari bentuk keris Puthut yang di sana terdapat bentuk seorang pandhita yang dalam kamus bahasa Jawa dilinggakan menjadi Mandhita. Mandhita berarti singgasana (persinggahan ratu) bisa diartikan juga sebagai orang yang punya ilmu atau orang yang tahu agama. Tujuan dalam karya ini untuk memberikan edukasi tentang proses pembuatan keris, karakteristik keris, ritual keris, dan juga secara khusus eksplorasi rasa dalam memahami estetika keris sebagai inspirasi kekaryaan seorang perempuan. Metode yang digunakan adalah metode longitudinal dan metode pendekatan dance film. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa dalam keris memiliki arti dan karakter yang dapat dituangkan ke dalam tubuh sebagai inspirasi gerak tari.

The Aesthetics and Characteristics of the Keris Puthut in the Body as Inspiration for Dance Movements

ABSTRACT

This work is a dance film that uses abstract motion to depict each scene. The work's title is Mandhita, derived from the form of the Puthut keris, which includes the form of a pandhita. In Javanese, 'Mandhita' is a shortened form of 'pandhita' and can refer to a throne (a queen's stopover) or to a knowledgeable or religious person. The purpose of this work is to educate about the process of making a keris, the characteristics of the keris, and keris rituals, and to explore the aesthetics of the keris as inspiration for artistic expression. The methods used include the Longitudinal method and the dance film approach. The study's results show that the keris holds meaning and character that can inspire dance movements.

Keywords

estetika, gerak, karakteristik, keris | aesthetics, motion, characteristics, keris

Full Text:

PDF

References

Ajeng, D., Badaruddin, S., & Rifky, M. (2024). Karya short dance film "patah’’ sebagai bentuk transformasi digital tari kontemporer. Ringkang: Jurnal Seni Tari Dan Pendidikan Seni Tari, 4(1), 139–148.

https://doi.org/https://doi.org/10.17509/ringkang.v4i1.67590

Ardiansyah, R. (2016). Proses pembuatan keris (ada yang memakai meteor).

Idsejarah. https://idsejarah.net/2016/07/proses-pembuatan-keris.html#google_vignette

Dewojati, R. W. W. (2017). Keris kamardikan pada era digital (sebuah perancangan komunikasi visual aplikasi digital). INVENSI: Jurnal Penciptaan Dan Pengkajian Seni, 2(1), 16–26.

https://doi.org/https://doi.org/10.24821/invensi.v2i1.1804

Hadi, S. Y. (2014). Koreografi: bentuk - teknik - isi. Cipta Media.

Hadi, Y. S. (2003a). Aspek-aspek dasar koreografi kelompok. Elkaphi.

Hadi, Y. S. (2003b). Menciptakan lewat tari (terjemahan dari buku creating through dance-Alma M. Hawkins). Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Hawkins, A. M. (2003). Moving from within: a new method for dance making (bergerak menurut kata hati metode baru dalam menciptakan tari), terjemahan I Wayan Dibia. Kerjasama Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Herli, M., & Purwanto, E. (2022). Asal usul & karakteristik keris Sumenep. Wirajaya Press.

Jazuli, M. (1994). Telaah teoritis seni tari. IKIP Semarang Press.

Junus, T. (2012). Tafsir keris. Komunitas Panji Nusantara.

Lathief, H. (1986). “Pentas” sebuah perkenalan. Lagaligo.

Murgiyanto, S. (1983). Koreografi (pengetahuan dasar komposisi tari). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Murgiyanto, S. (2002). Kritik tari: Bekal & kemampuan dasar. Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).

Nugraheni, E. Y., & Wahyudi, D. (2020). Pengetahuan tari. P3AI Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Nurazizah, S. U., Lahpan, N. Y. K., & Yuningsih, Y. (2022). Makna simbol terebang shalawat modifikasi kelompok pusaka wargi di dusun Rancakalong desa/kecamatan Rancakalong kabupaten Sumedang. Jurnal Budaya Etnika, 6(1), 43–57. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26742/jbe.v6i1.2078

Pracihara, M. M. (2016). Warna sebagai look dan mood pada videografi film televisi “pancer.” INVENSI: Jurnal Penciptaan Dan Pengkajian Seni, 1(1), 26–36. https://doi.org/https://doi.org/10.24821/invensi.v1i1.1585

Prasetyo, A. (2011). Buku putih produksi film pendek - bikin film itu gampang !! Bengkel Sinema Indonesia.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5281/zenodo.2221732

Rifda, A. (2022). Apa itu khodam? Pengertian, ciri-ciri, dan cara merawat khodam. GramediaBlog. https://www.gramedia.com/best-seller/khodam/

Soedarsono, R. M. (1998). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudjarwo. (2001). Metodologi penelitian sosial. Mandar Maju.

Vebrianto, B., Sulanjari, B., & Sunaryo. (2021). Makna dan fungsi penamaan dhapur keris yang mengandung nama tokoh dan pusaka wayang Purwa. JISABDA: Jurnal Ilmiah Sastra Dan Bahasa Daerah, Serta Pengajarannya, 3(1), 11–21. https://doi.org/https://doi.org/10.26877/jisabda.v3i1.9355

Warto, W. (2016). Makna desain keris dalam budaya Jawa. KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 2(1), 113–129.

https://doi.org/https://doi.org/10.24090/komunika.v2i1.814

Wijayatno, W., & Sudrajat, U. (2011). Keris dalam perspektif keilmuan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Informan/Narasumber

Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo (50 tahun). Pembuat keris di Sleman.

Restu (35 tahun). Pecinta Tosan Aji di Tegal.

Korowelang. Perkumpulan pelaku seni keris dan pecinta keris di Pemalang.

DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v9i1.8837