Kibas Rumbai

Nabila Triyani

Abstract


Kibas Rumbai merupakan karya tari yang terinspirasi dari gerak kibas dan efek rumbai pada kostum. Kibas adalah gerakan yang dilakukan dengan mengayun-ayunkan beberapa anggota tubuh seperti kepala, badan, tangan, dan kaki yang digerakkan secara bergantian tetapi tidak dilakukan berurutan. sedangkan Rumbai ialah kostum yang pada tarian aslinya terbuat dari daun pisang yang dipotong kurang lebih dua atau tiga jari tangan. Pada karya ini daun yang digunakan adalah daun Gajeh. Daun gajeh memiliki tekstur yang ringan dan menghasilkan suara ketika digerakkan para penari sesuai dengan apa yang diharapakan penata.
Kibas Rumbai terisnpirasi dari tari Hudoq Kayoq pada masyarakat Dayak Bahau di Kalimantan Timur. Tari Hudoq Kayoq bertujuan meminta perlindungan Tuhan Yang Maha Esa agar tanaman padi terlindung dari serangan binatang yang dianggap sebagai hama berbahaya seperti monyet, babi, tikus, serta binatang perusak lainnya. Tari Hudoq biasanya digelar di lapangan atau sawah yang akan ditanami padi. Tari ini menggunakan ritme musik yang cepat dengan gerakan Nyidok dan Ngedok.
Pada karya tari ini, Nyidok dan Ngedok menjadi sumber dasar gerak yang akan di gunakan sebagai langkah awal ekplorasi penemuan gerak yang akan di kembangkan dari pola ruang, waktu, dan tenaga. Karya tari ini bertipe studi yang artinya memfokuskan pada gerak berbatas dan spesifik karena tari studi menekankan pada terwujudnya sebuah kompleksitas gerak yang khas. Koreografi tari kelompok dengan jumlah penari 6 orang, dengan pembagian 3 orang penari laki-laki dan 3 orang penari perempuan.

Keywords


Nyidok, Ngedok,, Koreografi Kelompok

Full Text:

PDF

References


A. Sumber Tercetak

Hadi, Y. Sumandiyo. 2012. Seni Pertunjukan dan Masyarakat Penonton.

Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

._________ 2014. Koreografi Bentuk-Teknik-Isi. Yogyakarta: Cipta

Media Yogyakarta.

Haryanto, 2015. Musik Suku Dayak Sebuah Catatan Perjalanan di Pedalaman

Kalimantan. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Hawkins, Alma M. 1990. Creating Through Dance. Terjemahan oleh Y.

Sumandiyo Hadi dengan judul Mencipta Lewat Tari. Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Mack, Dieter. 2001. Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. ARTI.

Martono, Hendro. 2012. Koreografi Lingkungan (Revitalisasi Gaya Pemanggungan dan Gaya Penciptaan Seniman Nusantara), Yogyakarta. Cipta Media Yogyakarta.

Maunati, Yekti. 2004. Identitas Dayak Komodifikasi & Politik Kebudayaan.

Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Nuraini, Indah. 2011. Tata Rias & Busana Wayang Orang Gaya Surakarta,

Yogyakarta. ISI Yogyakarta.

Sachari, Agus. 2002. Estetika (Makna, Simbol dan Daya), Bandung. ITB Bandung.

Smith, Jacqueline. 1976. Dance Composition Pratical Guide For Teacher, London. Lepus Books. Terjemahan Ben Suharto, Komposisi Tari Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, 1985.

B. Narasumber

Gregorius Milang, 17 tahun, penari dan sekaligus suku Dayak Bahau.

Octavia Idang, 20 tahun, masyarakat suku Dayak Bahau.

Yosintha Gering Lawing, 22 tahun, masyarakat.

C. Webtografi

https://www.youtube.com/watch?v=iE9Qlr9Wygc

https://www.youtube.com/watch?v=bRu5W8TR91g https://www.youtube.com/watc




DOI: https://doi.org/10.24821/joged.v9i2.2547

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


View My Stats