Analisis Penerapan Konsep Adaptive Reuse dalam Mendesain Interior Restoran di Kawasan Heritage (Studi Kasus: Locaahands Tunjungan)
Abstract
Jalan Tunjungan Surabaya mempunyai nilai historis yang cukup besar. Di masa pemerintahan Belanda, kawasan ini merupakan area vital, salah satunya adalah saksi sejarah perobekan bendera Belanda oleh Bung Tomo yang dikenal dengan insiden Hotel Yamato. Kesan Hindia-Belanda masih sangat terasa kental di sepanjang Jalan Tunjungan dengan bangunan-bangunan kolonial yang masih bertahan dan terawat hingga saat ini. Jalan Tunjungan, yang secara strategis menghubungkan Jalan Embong Malang dan Jalan Blauran, telah menjadi fokus revitalisasi oleh Pemerintah kota Surabaya guna meningkatkan nilai estetika dan fungsionalitas kawasan segitiga emas kota. Hingga akhirnya saat ini kawasan Jalan Tunjungan ramai dengan restoran dan kafe yang menempati bangunan-bangunan kolonial yang telah direvitalisasi, salah satunya adalah bekas toko buku J.W.F Sluyter Soerabaja yang didirikan pada tahun 1925 dan saat ini gedung tersebut digunakan sebagai restoran Locaahands. Melalui observasi langsung di lokasi dan studi literatur, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam penerapan konsep adaptive reuse pada desain interior restoran Locaahands Tunjungan. Analisis data penelitian menunjukkan bahwa bangunan telah mengalami proses adaptasi alih fungsi yang berhasil, ditandai dengan perubahan signifikan pada fasad dan interior untuk memenuhi kebutuhan fungsional sebagai ruang komersial, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Strategi ini mengadopsi pendekatan konservatif terhadap unsur arsitektur eksterior, sementara melakukan transformasi signifikan pada tata ruang dan fungsi interior.
Keywords
DOI: https://doi.org/10.24821/lintas.v12i2.13571
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

