Pertunjukan Musik dalam Perspektif Ekomusikologi

Daniel de Fretes, Nensi Listiowati

Abstract


Artikel ini bertujuan untuk menelaah pertunjukan musik dari perspektif ekomusikologi sebagai refleksi dari pergeseran pertunjukan yang terjadi selama masa pandemi covid 19. Tatanan baru di era pandemi mengubah kodrat pertunjukan dari alam nyata ke jagat maya. Ekomusikologi adalah persinggungan diantara kajian musik dan kajian ekologi yang mengelaborasi bidang kajian musik, budaya, dan lingkungan secara multiperspektif. Studi kasus dalam kajian ini adalah konser serenade bunga bangsa di Auditorium Driyarkara Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan kerangka analisis ekomusikologi pertunjukan musik yang dirumuskan Bolye & Waterman yaitu faktor-faktor yang mendasari gestur sonik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan interdependen diantara setiap komponen pertunjukkan. Perubahan lanskap pertunjukan yang terjadi adalah konsekuensi dari sifat alamiah sistem jejaring yaitu dinamika non-linear, kemunculan spontan dan siklus umpan-balik. Kesadaran ekologi mendorong umat manusia sebagai bagian dari alam semesta untuk menyelami dan beradaptasi terhadap berbagai perubahan. Ini dapat dicapai melalui kolaborasi secara kooperatif, kreatif, dan inovatif diantara komunitas-komunitas dalam jejaring pertunjukan musik guna merawat budaya musik yang berkelanjutan.

Abstract

This article aims to examine musical performances from an ecomusicological perspective as a reflection of the shifts in performances that occurred during the Covid 19 pandemic. The new order in the pandemic era has changed the nature of performances from the real world to the virtual world. Ecomusicology is an intersection between music studies and ecological studies that elaborates the fields of music, culture, and environment studies in a multi-perspective. The case study in this study is Konser Serenade Bunga Bangsa at the Driyarkara Auditorium, Yogyakarta. This study uses a musical performance ecomusicological analysis framework formulated by Bolye & Waterman, namely the factors that underlie sonic gestures. The results showed that there was an interdependent relationship between each performance component. Changes in the performance landscape that occur are a consequence of the nature of the network system, namely non-linear dynamics, spontaneous emergence and feedback cycles. Ecological awareness encourages humankind as part of the universe to explore and adapt to various changes. This can be achieved through cooperative, creative, and innovative collaboration among communities in music performance networks to nurture a sustainable musical culture.

Keywords: ecomusicology; musical performance; environment; interdependent



Keywords


ekomusikologi; pertunjukan musik; lingkungan

Full Text:

PDFr PDF

References


Abdoellah, O. S. (2020). Dari Ekologi Manusia Ke Ekologi Politik. PT Gramedia Pustaka Utama.

Allen, A. S., & Dawe, K. (2016). Current Directions in Ecomusicology : Music, Culture, Nature. Routledge.

Aurelia, J. (2020). “Bagaimana Acara Kesenian Bertahan Hidup di Masa Pandemi?” Tirto.Id. https://tirto.id/bagaimana-acara-kesenian-bertahan-hidup-di-masa-pandemi-fCqu

Capra, F. (2001). Jaring-jaring kehidupan: visi baru epistemologi dan kehidupan (A. N. Permata (ed.)). Fajar Pustaka Baru.

Capra, F. (2009). The Hidden Connections: Strategi Sistemik Melawan Kapitalisme Baru. Translated by Andya Primanda. Yogyakarta: Jalasutra.

de Fretes, D. (2016). Soundscape: Musik dan Lingkungan Hidup. PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, Dan Penciptaan Musik, 4(2), 117–125.

Dellyana, D., Hadiansyah, F., Hidayat, A., & Asmoro, W. (2015). Rencana Pengembangan Industri Musik Nasional 2015-2019. PT Republik Solusi.

Harari, Y. N. (2017). Sapiens : Riwayat Singkat Umat Manusia (A. Primanda (ed.)). KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Jaluardi, H. (2020, March 20). “Selama Pandemi Covid-19, Konser Musik Pindah ke Ruang Tamu.” Kompas.

Mintargo, W. (2017). Peran Lagu Perjuangan dan Pendidikan Kesadaran Nasionalisme di Indonesia. PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, Dan Penciptaan Musik, 5(1), 41–46.

Putra, B. A. (2018). Tantangan keberlanjutan musik tingkilan di kutai kartanegara. Seminar Antar Bangsa: Seni Budaya Dan Desain, 201–210.

Resmadi, I., & Penel, R. P. B. (2020). Pemetaan Ekologi Sektor Musik Indonesia. Pemetaan Ekologi Sektor Musik Indonesia, 28.

Setiawan, A. (2020, June 2). “Seni Pertunjukan Setelah Pandemi.” Kompas.

Simatupang, L. (2013). Pergelaran: sebuah mozaik penelitian seni-budaya. Jalasutra.

Vishnu. (2020). “Orkestra Serenade Bunga Bangsa Intenalisasi Sejarah Kepahlawanan.” https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/Orkestra-Serenade-Bunga-Bangsa-Intenalisasi-Sejarah-Kepahlawanan

Yin, R. K. (2015). Studi kasus desain & metode. In Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.




DOI: https://doi.org/10.24821/promusika.v8i2.4636

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDFr - 0 times PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 PROMUSIKA: Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik



P-ISSN: 2338-039X (print) | E-ISSN: 2477-538X (online)