Penguatan Dramatisasi Film Tari “Cunduk” Melalui Penataan Cahaya Low Key Lighting

Agnes Widyasmoro, Lilik Kustanto Kustanto, Dafi Muhamad Hegar Elbaraja

Abstract


Perjalanan hidup perempuan yang dramatis menjadi salah satu topik yang menarik untuk di eksplorasi. Dibalik sifat perempuan yang lembut terdapat kekuatan besar yang membuat banyak perempuan mampu bertahan pada kondisi apapun. Kerinduan pada masa-masa yang telah lalu, menghadapi kesedihan dan kegembiraan, serta merangkul harapan masa depan menjadi kompleksitas kisah perempuan. Kehidupan pada masa muda akan selalu menjadi memori pada kehidupan masa dewasa, selalu hidup dan bertumbuh setiap waktu dalam hati dan pikiran perempuan. Kekuatan, cinta, cita-cita, dan harapan perempuan disimbolisasikan dengan “cunduk” atau tusuk konde. Cunduk merupakan perhiasan perempuan Jawa dari masa lalu, pengunci simpul rambut perempuan. Kekuatan bahan dan desainnya kuat menahan simpul rambut supaya tetap rapi tidak tergerai juga menggambarkan kekuatan dan keindahan jiwa perempuan.

Dramatisasi dalam film dapat dikisahkan dengan berbagai cara penggambaran. Baik secara verbal ataupun non verbal dan juga dapat digambarkan melalui berbagai unsur dalam komponen gambar (visual). Salah satu unsur gambar dalam film dibentuk melalui penataan cahaya. Konsep “painting with light’ menjelaskan bagaimana visual dalam sebuah film layaknya sebuah gambar yang dilukis menggunakan cahaya. Permainan tata cahaya gelap dan terang akan membawa penonton ke dalam suasana yang dramatis. 

Kamera yang menjadi wakil mata penonton, pada saat ini menjadi sangat beragam sudut pandangnya (misalnya dekupasematch cut, dll). Teknologi yang semakin berkembang, memungkinkan Penari dan Tarian memiliki daya eksplorasi yang lebih tinggi. Menyajikan visual dalam film, seperti halnya melukis. Kedalaman dan dramatisasi adegan mampu dicapai salah satunya dengan penataan cahaya di dalam maupun di luar studio. Painting with lighting memang telah banyak digunakan dalam film tari di barat, namun belum banyak dilakukan di Indonesia khususnya koreografi dengan unsur gaya Yogyakarta. Dengan permainan cahaya di dalam maupun di luar ruangan, diharapkan secara estetis mampu mendistribusikan dengan baik, tujuan dan pesan dari film tari ini. Dasar gerak film tari “Cunduk” ini adalah tari kontemprer yang mengambil unsur tradisi khususnya gaya yogyakarta.

Penggunaan tone gelap dan terang dalam lowkey light menghadirkan kesan kedalaman visual dalam gerak koreografi tarinya. Dengan tone gelap terang, akan memberikan fokus pada penari baik ekspresi maupun gerak tubuhnya. 

 

 


Keywords


Film tari, Dramatisasi, Low key Lighting

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24821/rekam.v21i1.13757

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

View Rekam Stats