Rabab Pasisia sebagai Pertunjukan Seni Tutur di Kabupaten Pesisir Selatan

Hartitom Hartitom

Abstract


Penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa keberlangsungan dan perubahan pada pertunjukan  Rabab Pesisir Selatan, terutama sekali di wilayah Lengayang telah meluas menjadi suatu bentuk seni multifungsi. Nyanyian Sikambang merupakan ungkapan bermakna komunal bagi masyarakat Pesisir Selatan, yang memiliki makna filosofi kehidupan dan pengertian lokal tertentu. Beberapa gaya seni populer ditemukan pula sebagai bagian yang terintegrasi dalam pertunjukan musik tradisi ini. Tujuannya adalah untuk tetap memiliki daya tarik di tengah masyarakat Sumatera Barat dan merupakan pula satu bentuk cara bertahan hidup bagi para seniman dan masyarakat pendukung kesenian Pesisir Selatan.

 

Rabab Pasisia as a Tutur Art Show in The Pesisir Selatan District. The research has come-up with the conclusion that cotinuity and change in Pesisir Selatan rabab performance, particularly in sub-district of Lengayang has been expanded to a multifunctional arts. Sikambang song has become a means of communal expression in Pesisir Selatan, with its certain local meanings and philosophy of life. Some genre of popular-art has been found-out as integrated in the musical style, in order to maintain attractiveness amongst the West Sumatera community and survival for its musicians and its Pesisir Selatan supporting society.

Keywords: rabab; pasisia; sikambang; tutur


Keywords


Lagu; Seni-tutur; Tradisi.

Full Text:

PDF

References


Bramantyo, Triyono.( 2003). “Konteks Semiotika Kesenian Dalam Kajian Kebudayaan”, Kembang Setaman Persembahan untuk Sang Mahaguru. Yogyakarta: A.M. Hermien Kusmayati, (ed.), BP ISI Yogyakarta.

Ediwar. (2016). “Rekonstruksi dan Revitalisasi Kesenian Rapa’i Aceh Pasca Tsunami”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 17 No. 1, April 2016: 30-45.

Frishkopf, Michael. (2012). “Sufi Music: The Rough Guide to Sufi Music” Winter, Asian Music; Ithaca Vol. 43, Iss. 1, 148-156.

Ganap, Victor.( 2003). “Kompleksitas Fakta Musikal”, Kembang Setaman Persembahan untuk Sang Mahaguru. Yogyakarta: A.M. Hermien Kusmayati, (ed.), BP ISI Yogyakarta.

Harpawati, Tatik., Lono L. Simatupang, Timbul Haryono, Sri Hastanto. (2015). “Keselarasan Lagu dengan Fungsi Pocapan dalam Pertunjukan Wayang Lakon Sundhamala”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 16 No. 3, Desember 2015: 153-165.

Irawati, Eli., Wima Nugraha Ch. R, Timbul Haryono. (2016). “Transmisi Kelentangan dalam Masyarakat Dayak Benuaq”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 17 No. 1, 2016: 1-17.

Kodijat, Latifah. (1989). Istilah-Istilah Musik. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Malm, William, P. (1976). Music Cultures of The Pacific, The Near East, and Asia. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, INC, New Jersey.

Martamin, Mardjani, dkk. (1977). “Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mistortoify, Zulkarnaen., Timbul Haryono, Victorius Ganap, Lono L. Simatupang. (2014). “Pola Kelleghan dan Teknik Vokal Kejhungan Representasi Ekspresi Budaya Madura dan Pengalaman Estetiknya”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 1, Juni 2014: 1-16.

Martarosa., Lono L. Simatupang, Timbul Haryono, Victorius Ganap,. (2016). “Apropiasi Musikal dan Estetika Musik Gamad”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 17 No. 1, April 2016: 19-29.

Rustianty, Sri. (2014). “Musik Internal dan Eksternal dalam Kesenian Randai” dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 2, Desember 2014: 152-162.

Simatupang, Lono. (2019). Play and Display: Dua Moda Pergelaran Reyog Ponorogo di Jawa Timur, Terj., Y.R. Landung Laksono Simatupang. Yogyakarta: Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin, Universitas Gadjah Mada.

Sukistono, Dewanto. (2014). “Pengaruh Karawitan terhadaap Totalitas Ekspresi Dalang dalam Pertunjukan Wayang Golek Menak Yogyakarta”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 2, Desember 2014: 179-189.

Simatupang, Lono. (2013). Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya. Yogyakarta: Jalasutra.

Slamet, R. Chairul., Djohan. (2017). “Musik Batu”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 18 No. 2, Agustus 2017: 65-77.

Schechner, Richard. (2003). Performance Theory. London and New York: Routledge.

Sumardjo, Jakob. (2002). Filsafat Seni, Bandung: ITB.

Suneko, Anon. (2016). “Pyang Pyang Sebuah Komposisi Karawitan”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 17 No. 1, April 2016: 62-66.

Soeharto, M. (1992). Kamus Musik. Jakarta: PT. Gramedia.

Sriwulan, Wilma., Timbul Haryono, Victorius Ganap, Lono L. Simatupang. (2014). “Struktur, Fungsi, dan Makna Talempong Bundo dalam Upacara Maanta Padi Saratuih”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 1, Juni 2014: 52-70.

Tyasrinestu, Fortuna. (2014). “Lirik Musikal pada Lagu Anak Berbahasa Indonesia”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 2, Desember 2014: 163-168.

Udin, Syamsuddin. (1993). Rebab Pesisir Selatan Malin Kundang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Upaja Budi, Dinda Satya. (2014). “Anglung Dongdong Lojor pada Upacara Seren Taun”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 15 No. 2, Desember 2014: 139-151.

Wijayanto, Bayu., Lono L. Simatupang, Victorius Ganap. (2015). “Strategi Musikal dalam Ritual Pujian dan Penyembuhan Gereja Kristen Kharismatik”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 16 No. 3, Desember 2015: 125-140.

Yasa, I Ketut. (2016). “Aspek Musikologis Gender Wayang dalam Karawitan Bali”, dalam Resital Jurnal Seni Pertunjukan. Vol. 17 No. 1, April 2016: 46-59.




DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v20i1.2588

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.