“Jroning Salah”, Realitas Sosial Politik: Sebuah Proses Kreatif Karawitan yang berpijak pada Salah Gumun
Abstract
ABSTRACT
“Jroning Salah”, A Socio-Political Reality: A Karawitan Creative Process based on Salah Gumun. “Jroning Salah” is a karawitan work that tells a social phenomenon based on one of Gender Barung, Indonesian traditional musical instrument, whose patterns called “salah gumun” become the basis of this artwork. This work is a new genre in karawitan projecting three “wrong” phenomena in Javanese: “Salah Gumun”, “Salah Kaprah”, and “Salah Kedadèn”. Therefore, the work is entitled “Jroning Salah”. The authors used acoustic approach whose point of view emphasizes combining two or more tones to express all ideas into karawitan compositions. The presence of dance in this karawitan composition is not a collaboration, but a strengthening of the presentation. Its function is to give tone pressure on certain instruments. Furthermore, the authors also implemented experimental method to avoid regulatory absoluteness for the sake of imagination development— an exploration process to find particular voices as alternatives that are relatively capable of representing ideas. Following the phenomenon of “wrong” as the source of the idea for this work, “Jroning Salah” was constructed in three repertoires entitled “Salah Gumun”, “Salah Kaprah”, and “Salah Kedadèn”. The presentation process was conducted sequentially and continuously, each of which was an expression of a situation in each story line.
ABSTRAK
“Jroning salah” adalah karya karawitan yang menceritakan salah satu fenomena sosial yang didasarkan pada salah satu pola tabuhan gender, yaitu “salah gumun”. Karya ini merupakan genre baru dalam karawitan untuk mempresentasikan tiga fenomena “salah”, yaitu salah kaprah, salah gumun, dan salah kedaden. Oleh karena itu, karya ini diberi judul “Jroning Salah”. Sudut pandang pendekatan akustik yang menekankan pada perpaduan dua nada atau lebih untuk mengungkapkan semua gagasan ke dalam komposisi karawitan. Kehadiran tarian dalam komposisi karawitan ini bukan sebagai kolaborasi, melainkan hanya sebagai penguatan presentasi. Fungsinya untuk memberi tekanan nada pada instrumen tertentu. Metode eksperimen digunakan untuk menghindari kemutlakan regulasi agar mampu mengembangkan imajinasi. Eksplorasi untuk menemukan suara tertentu sebagai suara alternatif yang relatif mampu merepresentasikan ide. Sesuai dengan fenomena salah sebagai sumber ide karya ini, maka “Jroning Salah” ini dibangun menjadi tiga repertoar, yaitu “Salah Gumun”, “Salah Kaprah”, dan “Salah Kedadèn”. Proses penyajiannya dibuat secara berurutan dan berkesinambungan, yang masing-masing merupakan ekspresi situasi fase cerita.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bcker, A. L. and Yengoyan, A. (Eds). (1979). The Imagination and Reality: Essays an Southeast Asian Coherence Systems. Ablex Publishing Corporation.
Fitria, I. A. (2018). Balungan Ladrang Slamet Laras Slendro Pathet Manyura Ditinjau dari Konsep Mancapat. Resital, 19(3), 131–145. https://doi.org/10.24821/resital.v19i3.3512
Geertz, C. (1992). Kebudayaan dan Agama. Kanisius.
Hastanto, S. (2009). Konsep Pathet dalam Karawitan Jawa. ISI Press Surakarta.
Irawati, E. (2014). Makna Simbolik Pertunjukan Kelentangan dalam Upacara Belian Sentiu Suku Dayak Benuaq Desa Tanjung Isuy, Kutai Barat, Kalimantan Timur. Jurnal Kajian Seni, 1(1), 60–73. https://journal.ugm.ac.id/jks/article/view/5876
Irawati, Eli. (2019). Transmission of Kelentangan Music Among the Dayak Benuaq of East Kalimantan in Indonesia. Malaysian Journal of Music, 8 (1), 108-121. https://doi.org/10.37134/mjm.vol8.7.2019
Levi-Strauss, C. (1967). Structural Anthropology. Anchor Book Doubleday & Company Inc.
Luxemburg, J., Baal, M., dan Weststeija, W. G. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Gramedia.
Malinowski, B. (1944). A Scientific Theory of Culture and the Other Essays. The University of North California Press.
Martopangrawit. (1969). Pengetahuan Karawitan, Surakarta, 21 Mei, belum diterbitkan.
Martopangrawit. (1975). Pengetahuan Karawitan 1. tidak diterbitkan.
Moedjanto, G. (1994). Konsep Kekuasaan Jawa. Kanisius.
Muschalla, B. and Weimann, M. (2020). Capacities rather than psychopathology or information explain how high school finishers are attracted by academic studies. International Journal of Educational Research Open journalhomepage: www.elsevier.com/locate/ijedro
Prier, K. E. (1996). Ilmu Bentuk Musik. Pusat Musik Liturgi.
Saepudin, A. (2015). Laras , Surupan ,. Resital, 16(1), 52–64. Retrieved from http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/download/1274/216
Sergeant, D. C., & Himonides, E. (2016). Gender and music composition: A study of music, and the gendering of meanings. Frontiers in Psychology, 7(MAR), 1–15. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2016.00411
Setiawan, S. (2019). Unsur Kompetisi Musikal Dalam Sajian Gending Gamelan Sekaten. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian Tentang Bunyi, 18(1), 14–24. https://doi.org/10.33153/keteg.v18i1.2393
Soeroso. (1985/1986). Pengetahuan Karawitan: Laporan Pelaksanaan penulisan Buku/ Diktat Perkuliahan ISI Yogyakarta. Proyek Peningkatan Pengembangan ISI Yogyakarta.
Suhastjarja dkk. (1984/1985). Analisa Bentuk Karawitan. Laporan Pelaksanaan Penelitian atau Diktat untuk kalangan sendiri pada Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta.
Sumarsam. (2002). Hayatan Gamelan, Kedalaman Lagu, Teori, dan Perspektif. STSI Surakarta Press,
Supanggah, R. (2000). Bothekan Karawitan I, Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), cetakan pertama.
Wahyudi, A. (2001). Sanggit dan Makna Lakon Wahyu Cakraningrat Sajian Ki Hadi Sugito. [Tesis] Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Wahyudi, A. dan Kurniawati, R. (2021). Galong dan Pathet Manyura dalam Pedalangan Ngayogyakarta: Sebuah Perbandingan “Rasa”. Resital: 22(1), 12–23. Retrieved from https://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/4646/2336
Waridi. (2000). Garap dalam Karawitan Tradisi: Konsep dan Realitas Praktek. Makalah dalam Seminar Karawitan Nasional di Program Studi Seni Karawitan STSI Surakarta pada bulan Oktober.
Widodo, Susetyo, B., Walton, S., & Appleton, W. (2021). Implementation of kupingan method in javanese karawitan music training for foreigners. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 21(1), 105–114. https://doi.org/10.15294/harmonia.v21i1.29993
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v24i1.8330
Article Metrics
Abstract view : 275 timesPDF - 190 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.