Penciptaan Batik Sogan Dengan Eksperimen Natrium Benzoat Pada Proses Pewarnaan Alam

Djandjang Purwo Sedjati, Riris Monica

Abstract


Indonesian batik has gone global and has been designated as a Masterpieces of the oral and intangible heritage of humanity by UNESCO and the designation of Yogyakarta as the world batik city by the World Craft Council. Since then, the Indonesian government and people have tried to maintain its existence. As time develops, batik is expected to meet the market demand for new products, not only fashion products or interior elements but also meet needs that can provide inner satisfaction. Thus, new creative and innovative batik creations are needed. The issue of back to nature has made batik activists who initially used synthetic dyes switch to using natural dyes. According to batik activists and the author's own experience, there is a weakness in natural dye solutions, namely the growth of mold on the surface of the solution can even become rotten if left unattended for several days. Departing from the conditions mentioned above, the author's interest arose to create a sogan batik work whose dye uses the results of experiments using sodium benzoate in natural dyes. Literature methods and observation methods are used to collect data. The practice-led research method is a practice research used to create and reflect on new works through research practice. The method focuses on the scientifically written practice of creation. The experimental method was carried out mainly on research on the use of food preservatives sodium benzoate in natural dyes to determine the quality of these dyes. In the creation of this sogan batik fabric, the results of an experiment on the use of sodium benzoate in natural dyes with dyeing and writing batik techniques were applied. The colors used are sogan. There are four types of batik artworks made, two works each, namely stoles, scarfs, and long cloths as functional batik and wall hanging works as expressional batik artworks.

ABSTRAK

Batik Indonesia telah mendunia dan telah ditetapkan sebagai Masterpieces of the oral and intangible heritage of humanity oleh UNESCO dan diteteapkannya Yogyakarta sebagai kota batik dunia oleh World Craft Council maka sejak itu pula pemerintah dan masyarakat Indonesia berusaha untuk menjaga keberadaannya. Pada perkembangannya seiring berkembangnya waktu, batik diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar akan produk-produk baru, tidak hanya produk fashion atau elemen interior tetapi juga memenuhi kebutuhan yang dapat memberi kepuasan batin. Dengan demikian diperlukan ciptaan-ciptaan batik baru yang kreatif dan inovatif. Adanya isu back to nature, membuat para penggiat batik yang pada awalnya menggunakan zat warna sintetis beralih menggunakan zat warna alam. Menurut para penggiat batik dan pengalaman penulis sendiri terdapat kelemahan pada larutan pewarna alam, yaitu tumbuhnya jamur pada permukaan larutan bahkan bisa menjadi busuk bila didiamkan beberapa hari. Berangkat dari kondisi tersebut diatas muncul ketertarikan penulis untuk menciptakan karya batik sogan yang pewarnanya menggunakan hasil eksperimen penggunaan natrium benzoat pada zat warna alam. Metode pustaka dan metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Metode practice-led research merupakan penelitian praktik digunakan untuk menciptakan dan merefleksikan karya baru melalui research practice. Metode tersebut berfokus pada praktek proses penciptaan yang ditulis secara ilmiah. Metode eksperimen dilakukan terutama pada penelitian tentang penggunaan pengawet makanan natrium benzoat pada pewarna alam untuk mengetahui kualitas zat warna tersebut. Metode improvisasi digunakan bila dalam pelaksanaan penggarapan menemukan ide-ide baru. Pada penciptaan kain batik sogan ini akan diterapkan hasil dari eksperimen penggunaan natrium benzoat pada zat warna alam dengan teknik celup dan batik tulis. Warna-warna yang dipakai adalah warna sogan. Ada 4 jenis karya seni batik yang akan dibuat, masing-masing 2 karya yaitu stola, scarf, dan kain panjang sebagai batik fungsional serta karya wall hanging sebagai karya seni batik ekspresi.


References


Hendriyana, H. (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya. Bandung: Sunan Ambu Press.

J.E. Jasper, M. P. (1916). De Batik-kunst: De Inlandsche Kunstnijverheid in Nederlandsch Indie

Cici Darsih, d. (2019). Ekstrak Kayu Tegeran (Cudrania javanensis Trecul) Sebagai Anti Jamur Peniophora sp. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia, 74-82.

Hendriyana, H. (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya. Bandung: Sunan Ambu Press.

J.E. Jasper, M. P. (1916). De Batik-kunst: De Inlandsche Kunstnijverheid in Nederlandsch Indie Vol. 3. The Hague: Mouton & Co.

Sachari, A. (1987). Desain- Desain Gaya dan Realitas. Indonesia: ITB. Sachari, A. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta:

Erlangga.

Sedjati, D. P. (2017). Keben Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif dan Pewarna Batik Pada Kain Panjang. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2018). Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Berbahan Warna Tumbuhan dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2019). Bahan Non Malam Batik Sebagai Alternatif Perintang dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2020). Eksperimentasi Kluwih (Arto Carpus Camansi) Sebagai Warna Alam Pada Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2021). Teknik Rintang Sinar Matahari Pada Proses Warna Indigosol Dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

SP, G. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur: Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.

SP, S. (1990). Tinjauan Seni Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

SP, S. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni.

Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Suheryanto, D. (2017). Natural Dyes - Ensiklopedia Zat Pewarna Alami dari Tumbuhan untuk Industri Batik. Yogyakarta: Andi Offset.

Suyanto, A. (1986). Batik Tradisional Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Motif dan Makna Simboliknya. Yogyakarta: Proyek Peningkatan Pengembangan Pendidikan Tinggi ISI Yogyakrta.

Suyanto, A. (2002). Sejarah Batik Yogyakarta. Yogyakarta: Rumah Penerbitan Merapi.

Winotosastro, d. (2017). Panduan Membatik Nitik. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad.

Winotosastro, d. (2018). Zat Warna Alam dan Penggunaannya Untuk Pewarnaan Batik. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad.

Vol. 3. The Hague: Mouton & Co.

Sachari, A. (1987). Desain- Desain Gaya dan Realitas. Indonesia: ITB. Sachari, A. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta:

Erlangga.

Sedjati, D. P. (2017). Keben Sebagai Inspirasi Penciptaan Motif dan Pewarna Batik Pada Kain Panjang. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2018). Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Berbahan Warna Tumbuhan dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2019). Bahan Non Malam Batik Sebagai Alternatif Perintang dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2020). Eksperimentasi Kluwih (Arto Carpus Camansi) Sebagai Warna Alam Pada Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

Sedjati, D. P. (2021). Teknik Rintang Sinar Matahari Pada Proses Warna Indigosol Dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Yogyakarta: LPT ISI Yogyakarta.

SP, Gustami. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur: Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.

SP, Soedarso. (1990). Tinjauan Seni Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni.

Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

SP, Soedarso. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni.

Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.

Suheryanto, D. (2017). Natural Dyes - Ensiklopedia Zat Pewarna Alami dari Tumbuhan untuk Industri Batik. Yogyakarta: Andi Offset.

Suyanto, A. (1986). Batik Tradisional Yogyakarta Ditinjau Dari Aspek Motif dan Makna Simboliknya. Yogyakarta: Proyek Peningkatan Pengembangan Pendidikan Tinggi ISI Yogyakrta.

Suyanto, A. (2002). Sejarah Batik Yogyakarta. Yogyakarta: Rumah Penerbitan Merapi.

Winotosastro, d. (2017). Panduan Membatik Nitik. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad.

Winotosastro, d. (2018). Zat Warna Alam dan Penggunaannya Untuk Pewarnaan Batik. Yogyakarta: Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad.




DOI: https://doi.org/10.24821/corak.v14i1.13812

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Djandjang Purwo Sedjati, Riris Monica

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. ISSN 2301-6027  (print) | ISSN 2685-4708  (online).

 

View My Stats