Potret Kemiskinan sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis

Fananantsoa Jean Eddy

Abstract


Abstrak
Hidup itu seperti hitam dan putih. Di antara dua warna itu, ada banyak hal yang kita lihat dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain. Kita semua memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan kita dari apa yang kita lakukan, lihat, dengar, rasakan, cium, dan lain-lain. Kemiskinan bukanlah pilihan dan tidak ada yang terlahir untuk menjadi miskin tetapi ada beberapa orang yang masih sulit kehidupanya. Pertanyaannya adalah: “Apakah mereka memilih menjadi miskin? Apakah mereka melanggarnya? Apakah ini kutukan? Atau apakah itu hasil dari kemalasan?” Artikel jurnal yang berjudul “Ekspresi Kemiskinan sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis” ini adalah untuk menunjukkan dalam karya seni visual apa itu ekspresi kemiskinan melalui perasaan sendiri. Bagi penulis juga sangat penting untuk menunjukkan bahwa tidak hanya sisi negatif dari kemiskinan yang ditampilkan tetapi juga sisi positif karena semua orang memiliki hak yang sama seperti bahagia, bercanda, bermimpi, dan lain-lain. Pesan sederhana penulis adalah bahwa kita semuanya manusia, mari kita
hentikan diskriminasi, jangan hanya mengawasi mereka, mari semua
mendidik jiwa, pikiran dan hati kita untuk saling menjaga satu sama lain. Kita semua manusia.

Abstract
Life is like black and white. Between those two colors, there are many things that we see and feel in our everyday life such happiness, sadness, anger etc. We all have many experiences in our lives from what we do, see, hear, feel, smell, etc. The poverty is not a choice and no one was born to be poor but there are some people who are still in difficulties. The question is that : “Did they choose it? Do they diserve it? Is it a curse? Or is it the result of laziness? My Final Project’s title “Expression of Poverty as an idea of creating the painting Art work” in order to show what is expression of poverty through the feeling. And it is very important also to show two sides which are negative and positive in the Art works because all people have the same right like to be happy, to joke, to dream, etc. Thet simple message is that we all are humans, let’s stop discrimination, let’s not just watch them, let’s educate our souls, minds and hearts in order to take care of each other. We are all humans.

Keywords


kemiskinan, ekspresi, pengalaman, kehidupan, perasaan; poverty, expression, experiences, life, feelings

Full Text:

PDF

References


Barkley Square house. 1996. Peuples des terres sauvages, London W1X 6AB.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika, sebuah Pengantar, “Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia”. Bandung, Indonesia.

Kartika, Sony Dharsono. 2004. Pengantar Estetika, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.

Istiawati, Kiswandono. 2000. “Berpikir Kreatif suatu Pendekatan Menuju Berpikir Arsitektural”, DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 28 No. 1, Juli 2000 (8-16 puslit.petra.ac.id/journals/architecture).

Liz Jackson. 2014. University of Hong Kong, Educational Philosophy and Theory.

Marianto, M. Dwi. 2006. Quantum Seni. Semarang: Dahara Prize.

Oei Hong Djien. 2018. Celebrating Indonesian Portraiture. Magelang, Central Java: OHD Museum.

Read, Herbert. 2000. Seni Arti dan Problematiknya. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.




DOI: https://doi.org/10.24821/invensi.v4i1.2661

Article Metrics

Abstract view : 0 times
PDF - 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Fananantsoa Jean Eddy



Editorial Address:

Graduate School of the Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Jalan Suryodiningratan 8 Yogyakarta 55143, Indonesia

Telp./Fax: 0274 419791

email : jurnal.invensi@isi.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

 

View my stat Visitors