Interpretasi Makna Gramatis dan Psikologis Tembang Macapat dengan Analisis Hermeneutika Schleiermacher
Abstract
Abstract
This study aims to reveal the philosophical meanings behind the Macapat song with grammatical and psychological interpretations through Schleiermacher's hermeneutic theory. This study is qualitative with a literature study technique using Schleiermacher's philological and hermeneutic approach analysis. Philology is used to identify words in the Macapat songs sentence from fiber texts, including Serat Wulangreh, Wedhatama, and others. Meanwhile, Schleiermacher's hermeneutics focuses on being used as an analytical tool to interpret the relationship between the meaning of the word (grammatical) and the meaning of the author's expression (psychological). The results of the study found the meaning of moral messages from 11 kinds of Macapat songs, each of which has its own philosophy, the sequence includes Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, and Pocung. The connection of the 11 Macapat songs represents the stages of human life, from the womb to death. The philosophical meaning behind the Macapat song is a reminder of one's awareness of its origins and acts as a true human being who always includes God in every step.
Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk mengungkap makna-makna falsafah dibalik tembang Macapat dengan interpretasi gramatikal dan psikologikal melalui teori hermeneutika Schleiermacher. Metode kajian ini berjenis kualitatif dengan teknik studi literatur menggunakan analisis pendekatan filologi dan hermeneutik Schleiermacher. Filologi digunakan untuk mengidentifikasi kata pada kalimat tembang Macapat dari naskah-naskah serat, antara lain: Serat Wulangreh, Wedhatama, dan selainnya. Sementara hermeneutika Schleiermacher terfokus digunakan sebagai alat analisis untuk menafsirkan keterkaitan antara makna kata (gramatic) dengan makna ungkapan ekspresi dari pengarang (psychological). Hasil kajian ditemukan makna pesan moral dari 11 macam tembang Macapat yang masing-masing mempunyai falsafah tersendiri, urutannya meliputi Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmaradana, Gambuh, Dhandhanggula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pocung. Keterkaitan ke-11 tembang Macapat merupakan representasi tahap kehidupan manusia sejak dari alam kandungan hingga meninggal. Kesimpulannya bahwa makna falsafah dibalik tembang Macapat merupakan pengingat kesadaran seseorang akan asal muasalnya dan berlaku menjadi manusia sejati yang senantiasa mengikutsertakan Tuhan dalam setiap langkahnya.
Keywords
Full Text:
DOWNLOAD PDFReferences
Afniati. (2013). Kajian Nilai Moral Tembang Macapat Dalam Buku Méga Mendung Karangan Tédjasusastra dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Universitas Muhammadiyah Purworejo, 3(1), pp. 45-49. http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/665
Anto. P. & Anita. T. (2019). Tembang Macapat Sebagai Penunjang Pendidikan Karakter. Jurnal Dieksis 1(1), pp. 77-85. http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v11i01.3221
Aulanni’am & Saputra., A.T. (2021). Hermeneutika Psikologis Schleiermacher dan Kemungkinan Penggunannya dalam Penafsiran al-Qur’an. Jurnal Al-Wajid, 2(1), pp. 250-265. Retrieved from https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/alwajid/article/view/1660
Aarde, A.V. (2013). Notes on Progress in Psychological Biblical Hermeneutics in Light of the Festschrift for Wayne G. Rollins. SBL Annual Meeting Papers. Retrieved from https://www.sbl-site.org/meetings/Congresses_CallForPaperDetails.aspx?MeetingId=23&VolunteerUnitId=19
Baried, Siti Baroroh. (1994). Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
Bashith. A., Nashith. A., & Amin. S. (2021). Tembang Macapat: Penggerak Kelurahan Tunggulwulung Menuju Kampung Wisata Budaya Kota Malang. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(4), pp. 484-501. http://dx.doi.org/10.30651/aks.v5i4.3996
Djamaris, Edward. (1996). Nilai Budaya dalam beberapa karya Sastra Nusantara. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Effendy. (2015). Local Wisdom Dalam Tembang Macapat Madura. OKARA Jurnal Bahasa dan Sastra, 9(1), pp. 55-72. https://doi.org/10.19105/ojbs.v9i1.580
Farhan. A. (2016). Hermeneutika Romantik Scheleiermacher Mengenai Laba Dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun. JAMAL (Jurnal Akuntansi Multiparadigma), 7(1), pp. 61-69. http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.7005
Grondin, Jean. (2017). Sejarah Hermeneutika: Dari Plato Sampai Gadamer, terj. Add Qodir Sholeh. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Gumilang. G.S. (2017). Internalization of Philosophical Value “Tembang Macapat” In Guidance and Counseling. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling, 1(1). pp. 62-77. http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SNBK/article/view/113
Haidar, Zahra. (2018). Macapat Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hardiman, Budi. (2015). Seni Memahami. Yogyakarta: PT Kanisius.
Lu., K. (2012). Jung, History and His Approach to Psyche. Journal of Jungian Scholarly Studies 8(9), pp.1-24. https://doi.org/10.29173/jjs48s
Lubis, Y.A. (2015). Pemikiran Kritis Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press.
Poespoprodjo. (2015). Logika Scientifika. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Palmer, Richard E. (2005). Hermeneutika: Teori Baru mengenai Interpretasi, Terj. Mansur Hey & Damanhuri Muhammed, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwadi., & Waryanti. E. (2015). Serat Wulangreh (Wejangan Sinuwun Paku Buwono IV Raja Keraton Surakarta Hadiningrat. Bantul: Laras Media Prima.
Saddhono. K., & Pramestuti. D. (2018). Sekar Macapat Pocung: Study of Religious Values Based on Javanese Local Wisdom. El Harakah, 20(1), pp. 15-32. http://dx.doi.org/10.18860/el.v20i1.4724
Santosa, Sedya. (2016). Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Tembang Macapat Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013. (Telaah Budaya Lokal). Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 8(1), pp. 74-87. https://doi.org/10.14421/al-bidayah.v8i1.94
Setyaningrum, N. D. B. (2018). Budaya Lokal Di Era Global. Jurnal Ekspresi Seni, 20(2), pp. 102-112. http://dx.doi.org/10.26887/ekse.v20i2.392
Siswoharsoyo, (1957). Serat Guna Cara Agama. Yogyakarta: Percetakan Persatuan.
Sudardi, Bani. (2003). Peggarapan Naskah. Surakarta: BPSI.
Sunardi. (2005). Macapat Sapala. Bantul : Depdikbud Bantul, DIY.
Suneki, S. (2012). Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal Ilmiah CIVIS, 2(1), pp. 307-321.
Suwanto, Y., & Winarni, E. T. (2014). Sasmita Tembang Macapat (Suatu Kajian Pragmatik). Prosiding Prasasti (Pragmatik : Sastra dan Linguistik). https://doi.org/10.20961/pras.v0i0.516.g478
DOI: https://doi.org/10.24821/ijopaed.v2i2.7113
Article Metrics
Abstract view : 1625 timesDOWNLOAD PDF - 1006 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Anarbuka Kukuh Prabawa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Our journal is indexed by:
View IJOPAED Stats |