MBLENDER : INTERPRETASI CENGKOK GENDER DHEBYANG DHEBYUNG DALAM KOMPOSISI KARAWITAN

Panggah Pangestu, Suhardjono Suhardjono

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan cengkok gender dhebyang-dhebyung ke dalam bentuk komposisi karawitan, melalui pendekatan artistik yang menekankan pada pemaknaan dan pengembangan pola-pola khas dalam wiled yang mendominasi struktur ritmis singkup.  Ketertarikan penulis terhadap karakteristik unik pergerakan cengkok gender tersebut menjadi dasar utama dalam penciptaan karya berjudul Mblender.  Metode yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan praktik penciptaan artistik yang mencakup tiga tahap utama, yaitu pra garap, garap, dan pasca garap. Kerangka penciptaan mengacu pada teori garap yang dikemukakan oleh Rahayu Supanggah, yang terdiri dari enam komponen: materi garap, penggarap, sarana garap, perabot garap, penentu garap, dan pertimbangan garap.  Hasil dari penelitian ini berupa karya komposisi Mblender yang terdiri atas lima bagian: pembuka, bagian I, II, III, dan penutup. Proses penciptaan karya menggabungkan perabot garap karawitan konvensional seperti irama, melodi, tempo, dan vokal tradisi Jawa dengan elemen musik Barat, sehingga menghasilkan karya inovatif yang tetap berpijak pada esensi gamelan tradisi Jawa.

Kata kunci: Komposisi Karawitan, Cengkok Gender, Dhebyang-Dhebyung


Full Text:

PDF

References


Sumarsam, Gamelan: Cultural Interaction and Musical Development in Central Java. Chicago: University of Chicago Press, 1995.

D. Purwanto, “Gender Barung; Perspektif Organologi, Teknik, dan Fungsi Dalam Karawitan Gaya Surakarta,” p. 143, 2020.

R. Supanggah, “Bothèkan Karawitan II: Garap. Surakarta: ISI Press.,” in Surakarta: ISI Press, 2007.

B. Binner, Knowing Music, Making Music: Javanese Gamelan and the Theory of Musical Competence and Interaction. Chicago: University of Chicago Press, 1995.

D. Widada, “Kamus Bau Satra Jawa,” in Yogyakarta, 2000.

Waridi, Karawitan: Seni Musik Tradisional Jawa dan Nilai-nilai Estetikanya. Surakarta: ISI Press, 2002.

S. Hadi, Estetika Musik. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2005.

J. W. Creswell, Research design: Qualitative & Quantitative Approaches. Sage Publication, 1994.

J. P. Spradley, Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston, 1980.

Martopangrawit, Pengetahuan Karawitan. Surakarta: ASKI Surakarta, 1969.

E. M. Mustika and D. Purwanto, “GARAP GEMBYANG DAN KEMPYUNG DALAM GENDÈRAN GENDHING GAYA SURAKARTA,” Keteg J. Pengetahuan, Pemikir. dan Kaji. Tentang Bunyi, vol. 20, no. 2, 2021, doi: 10.33153/keteg.v20i2.3545.

P. A. & D. Sugiyanto, “Cengkok Genderan Dualolo Sebagai Sumber Ide Penciptaan Komposisi Musik “Fantasia From Dualolo,” Keteg J. Pengetahuan, Pemikir. dan Kaji. Tentang “Bunyi,” no. 1, 2021.

A. Suneko, “Pyang Pyung: Sebuah Komposisi Karawitan,” Resital J. Seni Pertunjuk., vol. 17, no. 1, pp. 60–66, 2017, doi: 10.24821/resital.v17i1.1690.

A. Lestari, “Peran Tata Rias dan Busana dalam Estetika Pertunjukan Tari Tradisi,” J. Seni Pertunjuk. Indones., vol. 5, no. 1, 2017.

A. Nugroho, “Estetika Visual dalam Pertunjukan Gending Karawitan,” J. Karawitan Nusant., vol. 8, no. 2, 2020.

Hartono, “Perkembangan Estetika Musikal Seni Karawitan Jawa Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Pendukungnya,” Media seni dan desain, vol. 1, no. 1, 2012.

D. Kuswarsantyo, Pakaian Adat Jawa: Kajian Estetika dan Simbolik. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, 2014.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.